Jumat 14 Jan 2022 04:06 WIB

Loduvico Bartema, Bangsawan Roma yang ikut Perang Melawan Badui Demi Air di Madinah

Loduvico Bartema, Bangsawan Roma yang ikut Perang Melawan Badui Demi Air di Madinah.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Loduvico Bartema, Bangsawan Roma yang ikut Perang Melawan Badui Demi Air di Madinah. Foto: Kota Madinah tempo dulu.
Foto: Republika.co.id
Loduvico Bartema, Bangsawan Roma yang ikut Perang Melawan Badui Demi Air di Madinah. Foto: Kota Madinah tempo dulu.

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Loduvico Bartema bangsawan Roma non Muslim yang behasil masuk kota Suci Makkah dan Madinah. Perjalan Bartema ini ditulis Agustus Rally dalam bukunya "Orang Kristen Naik Haji"

Agustus mengatakan, mulusnya perjalanan Bartema ke Makkah karena dia menyamar sebagai tentara Mamluk. Setelah berbaur lama dengan tentara Mamluk di Damaskus, pada April 1503 dia pergi meninggal pasukan dan bergabung dengan khafilah dagang untuk melanjutkan misinya sampai ke Tanah Suci. Perlu waktu 40 hari untuk sampai di Makkah dari tempat dia berangkat.

Baca Juga

"Perjalanan menuju Makkah memakan waktu selama 40 hari, yang beberapa hari di antaranya digunakan untuk berhenti dan beristirahat di Madinah," katanya.

Baru saja beberapa hari perjalanan Bartema harus memeras keringat melawan orang badui yang menawarkan harga air dengan harga selangit. 

"Terjadi peperangan melawan kaum Badui yang menuntut harga yang sangat mahal untuk air," katanya.

Dari sini dia melihat begitu indahnya pasukan muslim dari kabilah membentuk barisan pertahanan. Pada saat inilah Bartema melihat semua rombongan kafilah berkumpul di sebuah anak bukit unta-unta dijadikan sebagai barikade dan para pedagang berkumpul di tengah-tengahnya. 

"Mereka dapat mengalahkan musuh yang tidak bersenjata dan berada di tempat terbuka-tanpa kesulitan yang berarti," katanya.

Menurutnya, orang- orang Badui memiliki perawakan yang buruk, postur tubuh yang pendek, dan kulit yang berwarna antara kuning dan hitam. 

Ketika tiba di Madinah Bartema menjadi yakin tentang kepalsuan tradisi yang mengatakan bahwa makam Nabi Muhammad akan bergoyang ketika angin menerpa sebagai akibat dari kuatnya tarikan batu magnet. 

Bartema memberi gambaran rinci tentang keadaan padang pasir yang membentang antara Madinah dan Makkah. Dataran sangat luas yang tertutup oleh pasir putih lembut seperti tepung. 

Angin telah menerbangkan pasir ke arah rombongan kafilah. Tak ada satu pun dari mereka yang bisa melihat temannya dalam jarak lebih dari sepuluh langkah. 

"Mereka mendapati mayat-mayat di jalan yang sudah mengering hingga menjadi seperti mumi," katanya.

Bisa dipastikan, Bartema mengenakan semangat rasa ingin tahunya sebagai tameng yang melindunginya dari kesan-kesan yang pernah menggelisahkannya. Kata-kata yang selalu keluar dari mulutnya adalah “kotor”. 

"Tenda-tenda kaum Badui hitam itu “kasar dan kotor," katanya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement