Kamis 13 Jan 2022 15:08 WIB

Hujan Lebat Akibatkan Longsor di Tangsel, Tiga Motor Warga Tertimbun

Diharapkan ada tindak lanjut dari insiden longsor yang terjadi.

Rep: eva rianti/ Red: Hiru Muhammad
Proses evakuasi dan pembersihan tanah longsor di kawasan Perumahan Puri Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (13/1/2022).
Foto: Republika/Eva Rianti
Proses evakuasi dan pembersihan tanah longsor di kawasan Perumahan Puri Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (13/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG SELATAN -- Hujan disertai angin kencang yang terjadi pada Rabu (12/1) malam menyebabkan tanah longsor di kawasan Perumahan Puri Pamulang RT 04 RW 09 Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Akibatnya, tiga sepeda motor yang tengah parkir tertimbun tanah longsor. 

Supomo (56 tahun), seorang warga Puri Pamulang mengatakan, insiden longsor terjadi pada sekira pukul 18.00 WIB. Kejadian longsor tersebut tepat berada persis di depan rumahnya. "Longsornya itu pas lagi hujan deras. Tiba-tiba 'breg' (suara tanah longsor) enggak ada proses pelan-pelannya. Tiga motor saya tertimbun," ujar Supomo di kediamannya, Kamis (13/1). 

Baca Juga

Menurut penuturannya, dari tiga sepeda motor yang tertimbun, dua diantaranya mengalami rusak ringan dan berhasil dievaluasi pada Rabu malam. Sementara satu sepeda motor lainnya yang merupakan keluaran 1970 mengalami rusak parah dan baru bisa dievakuasi pada Kamis siang. "Dua motor yang tertimbun masih bisa jalan. Satu motor parah, baru bisa dievakuasi, nanti mau diperbaiki," kata dia. 

Berdasarkan pantauan di lokasi pada Kamis siang, reruntuhan tanah longsor masih tampak menutup akses jalan. Sebuah eskavator serta tim dari badan penanganan bencana daerah (BPBD) Tangsel diterjunkan untuk melakukan pembersihan tanah dan lumpur yang masih berundak. Evakuasi satu unit sepeda motor berhasil dilakukan pada saat itu dengan kondisi penuh dengan lumpur. 

Sementara tebing berketinggian sekira 8 meter tampak menganga tanahnya, terutama setengah dari bagiannya yang tidak berturap. Menurut penuturan warga, tebing tersebut memang hanya berturap setengahnya yang difasilitasi oleh developer, sementara setengahnya dikelola secara swadaya oleh masyarakat yang hanya dibatasi dengan bronjong. 

Selain akses jalan yang terganggu, diketahui longsor memberi dampak pada sumur yang ada di sisi bawah tebing. Hal itu menyebabkan kondisi air sejumlah warga terganggu. "Kejadian ini sudah yang keempat kalinya. Pertama kalinya dulu sekitar tahun 2017 atau 2018. Ini karena manajemen sanitasinya yang enggak bagus. Enggak ada koordinasi pembuangan air," ujar Supomo. 

Supomo berharap ada tindak lanjut dari insiden longsor yang terjadi. Seperti manajemen sanitasi yang lebih baik serta pembangunan turap yang dapat menahan pergerakan tanah yang kebanyakan air. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement