Kamis 13 Jan 2022 13:42 WIB

Omicron dan BOR di DKI Terus Naik

Data terakhir ada 498 orang terpapar Omicron dan dirawat di dua lokasi.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Andi Nur Aminah
Pasien Covid-19 berada di dalam bus sebelum memasuki Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pasien Covid-19 berada di dalam bus sebelum memasuki Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, sejauh ini Covid-19 varian Omicron memang mengalami kenaikan. Data terakhir yang dimilikinya, ada 498 orang, dan dirawat di Wisma Atlet serta RSPI Sulianti Saroso.

“Transmisi lokal 89 kasus, 17,9 persen, yang dari impor itu 409 kasus atau 80,1 persen. Memang mungkin ada penambahan lagi, nanti kita lihat data-datanya lagi ya,” kata Riza saat ditemui di Balai Kota, Kamis (13/1/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, dalam beberapa waktu ini memang masih ada banyak peningkatan terkait bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur. Mengutip data terbaru, kata dia, BOR hingga Ahad (9/1/2022) ada di angka sembilan persen. Dari jumlah sekitar 3.885 tempat tidur, terisi sekitar 348.

“Ya BOR ada peningkatan memang dari yang tadinya sudah turun sampai di empat persen. Begitu juga ICU, dari 604 sudah terpakai 31 ini sedikit peningkatan,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, mengatakan, peningkatan BOR di RS rujukan Covid-19 memang terjadi. Menurut dia, hal itu karena kapasitas maksimal masih ditahan hingga kini.

Dia menjelaskan, sejauh ini pihaknya hanya menggunakan 5.000 tempat tidur. Jumlah itu, kata dia, bisa dimaksimalkan hingga 15 ribu. “Dan Jumlah RS di DKI yang siap melakukan pelayanan Covid-19 saat ini 140an,” kata dia di Balai Kota.

Jika BOR saat ini mengalami peningkatkan, Widyastuti mengatakan, karena pihaknya memang belum meluaskan fasilitas yang ada. Dia menyebut, akan melihat tren lebih jauh. “Kebijakannya adalah semua siaga, kita lihat trennya, nanti kalau trennya begitu (naik terus) ya kami luaskan sambil melihat regulasi,” jelas dia.

Kendati demikian, Widyastuti menampik jika kenaikan BOR saat ini sama dengan kenaikan BOR saat Delta merebak. Ditanya gelombang susulan, dia menyebut, akan mendengarkan saran para ahli dan mempertimbangkan sehingga tidak terjadi peningkatan terus menerus.

“Kami sih tetap mengimbau tidak usah panik, Omicron adalah varian yang memang relatif baru meski penularan cepat. Tapi, untuk menjadi (gejala) berat itu secara teori dan berbagai pengalaman tidak seperti Delta ya,” ucapnya.

Baca juga : Dokter Amerika Ingatkan Bahaya Omicron yang Sebenarnya 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement