Kamis 13 Jan 2022 13:27 WIB

Jacobabad, Kota Tempat Seluruh Rumah Ibadah Berdiri Berdampingan

Di Jacobabad, kuil Hindu, gereja dan Masjid letaknya berdekatan

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Warga Pakistan melakukan shalat di Masjid Badasahi di Paksitan. (ilustrasi)
Foto: Flickr.com
Warga Pakistan melakukan shalat di Masjid Badasahi di Paksitan. (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JACOBABAD -- Ada gambaran yang unik di kota bersejarah Jacobabad, Provinsi Sindh, selatan Pakistan. Di tempat ini, tempat ibadah milik tiga agama berbeda terletak berdampingan.

Kota Jacobabad sendiri didirikan oleh Brigadir Jenderal John Jacob, seorang perwira British East India Company yang bertugas di kolonial India. Di dalamnya, kuil Hindu, gereja Kristen dan masjid Muslim berdekatan satu sama lain.

Terletak di Jalan Shikarpur kota, kompleks keagamaan yang mewakili tiga agama berbeda ini dianggap oleh penduduk setempat sebagai pusat kerukunan dan toleransi antaragama di saat ekstremisme agama berkembang.

Dilansir di Independent, Kamis (13/1/2022), tiga tempat ibadah ini dibangun berjajar. Di ujung merupakan Gaushala Hindu dan kuil, dan di sisi ujung lainnya terdapat sebuah masjid. Sementara di bagian tengah, ada gereja Baptis.

Menariknya, pada malam hari, ibadah dilakukan di tiga tempat suci tersebut. Di kuil, lonceng dibunyikan dan nyanyian pujian dinyanyikan melalui pengeras suara, sementara di gereja, suara lagu-lagu religi terdengar. Suara adzan mengumandangkan panggilan shalat terdengar dari arah masjid.

Pendeta dari gereja Baptis, Sharon Yousaf, mengatakan tiga tempat ibadah itu hadir bersama dan dindingnya berdampingan. Meski demikian, tidak ada insiden yang tidak diinginkan terjadi sejak berdirinya mereka di Pakistan.

Pemeluk agama dari tiga kepercayaan ini disebut saling menghormati tempat ibadah dan saling memperlakukan dengan hormat.

“Ibadah diadakan di gereja kami di malam hari, di mana kami menyanyikan lagu-lagu pujian. Lagu-lagu renungan juga dimainkan di pengeras suara di kuil Hindu. Namun, ketika adzan dikumandangkan, mereka mematikan pengeras suara untuk menghormati,” kata dia.

Menurut Pendeta Sharon Joseph, tanah di mana gereja ini dibangun awalnya milik Gaushala Hindu. Selama masa kolonial, orang-orang Kristen yang datang ke kota itu bersama Brigadir Jenderal John Jacob diberi tanah oleh orang-orang Hindu setempat, sehingga mereka dapat membangun tempat ibadah bagi diri mereka sendiri.

“Ketika Pakistan didirikan, banyak orang Kristen menetap di sini dan sebuah gereja yang layak dibangun. Gereja ini berusia sekitar 80 tahun,” lanjutnya.

Tanah mistik Sindh adalah rumah yang damai bagi kerukunan umat beragama. Jacobabad, khususnya, tidak pernah melihat konflik agama dan semua orang hidup dalam cinta.

Selama festival atau kegiatan keagamaan, masing-masing dari mereka saling mengundang yang lainnya untuk bergabung. Kota ini disebut merupakan contoh sempurna dari kerukunan umat beragama.

"Jika ada yang menghadapi masalah, kami semua membantu mereka tanpa memandang keyakinan atau kepercayaan yang dianut,” ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement