Rabu 12 Jan 2022 19:49 WIB

Warga Palestina Usia 80 Tahun Diborgol, Meninggal di Tangan Tentara Israel

Asaad mengalami masalah pernapasan dan meninggal akibat serangan jantung

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Israel menembakkan gas air mata selama bentrokan dengan warga Palestina di pos pemeriksaan Hawara, selatan kota Nablus, Tepi Barat, Selasa, 18 Mei 2021.
Foto: AP/Majdi Mohammed
Tentara Israel menembakkan gas air mata selama bentrokan dengan warga Palestina di pos pemeriksaan Hawara, selatan kota Nablus, Tepi Barat, Selasa, 18 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Seorang warga lansia Palestina tewas dalam operasi penggerebekan dan penangkapan militer Israel di desa Jiljilya, Ramallah, Rabu (12/1/2022) dini hari waktu setempat. Kejadian demikian kerap terjadi dan telah lama diprotes Otoritas Palestina.

Warga Palestina yang menjadi korban bernama Omar Abdulmajeed Asaad (80 tahun). Pada Rabu, sekitar pukul 02:30 dini hari, dia dicegat tentara Israel saat dalam perjalanan pulang. Militer Israel tengah menggelar operasi penggerebekan dan penangkapan di daerah tersebut.

Baca Juga

Menurut seorang keponakannya, Asaad sempat diborgol dan ditutup matanya. Tentara Israel kemudian menyeretnya di tanah. “Ketika mereka (tentara Israel) melihat dia (Asaad) meninggal, mereka pergi,” ucapnya, dikutip laman Aljazirah.

Menurut keluarganya, Asaad mengalami masalah pernapasan dan meninggal akibat serangan jantung di lokasi kejadian. Kepala Kompleks Medis Palestina di Ramallah, Ahmad Bitawi, mengungkapkan, Asaad tiba di tempatnya dalam keadaan meninggal sekitar pukul 05:30 pagi.

Bitawi mengatakan, saat ini dokter sedang melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap tubuh Asaad. Kasusnya sekarang berada di bidang kesehatan forensik dan penuntutan umum.

Sekretaris Fatah di Jiljilya, Yasser Qattoum, mengungkapkan, militer Israel tengah menggelar operasi penangkapan di daerahnya selama dua malam berturut-turut. “Tentara telah melakukan penyergapan, baik untuk menangkap pemuda atu untuk semacam operasi keamanan,” ucapnya.

Menurut dia, saat menyerang Asaad, pasukan Israel turut menghentikan dua mobil yang melintas. Pertikaian verbal sempat terjadi antara warga dan tentara Israel. Warga yang tinggal di sekitar lokasi pun terbangun dan menyaksikan kejadian tersebut. “Orang-orang menonton dari jauh, itu di antara rumah-rumah. Mereka (pasukan Israel) meninggalkannya (Asaad) dan berjalan kaki,” ujar Qattoum.

Pemakaman Asaad rencananya dilakukan pada Rabu sore waktu setempat. Aksi penyergapan dan penangkapan oleh pasukan Israel kerap terjadi di Tepi Barat. Mereka biasanya melancarkan tindakan semacam itu pada tengah malam atau dini hari. Pada 2021, militer Israel melakukan 3.406 operasi penangkapan dan pencarian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement