Rabu 12 Jan 2022 17:18 WIB

Soal Premium, Menteri ESDM: Nanti Hilang Sendiri

Arifin berdalih saat ini masyarakat lebih memilih Pertamax dibandingkan Premium.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri ESDM Arifin Tasrif. Karena porsi yang kecil terhadap total konsumsi BBM masyarakat, Arifin mengatakan, kelak Premium akan hilang sendiri.
Foto: AP/Jon Gambrell
Menteri ESDM Arifin Tasrif. Karena porsi yang kecil terhadap total konsumsi BBM masyarakat, Arifin mengatakan, kelak Premium akan hilang sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM Arifin Tasrif enggan mengelaborasi soal kejelasan Perpres No. 117 Tahun 2021 yang di dalamnya juga tidak menjelaskan detail seperti apa nasib keberadaan Premium dan Pertalite ke depan.

Ia malah menjelaskan bahwa saat ini Premium keberadaannya hanya 0,3 persen dari total jumlah BBM di Indonesia. Padahal, posisi kuota dan kebutuhan itu ditetapkan oleh pemerintah.

Baca Juga

"Sekarang ini Premium itu kan cuma 0,3 persen. Jadi ya, nanti itu juga lama-lama hilang sendiri," ujar Arifin di Kementerian ESDM, Rabu (12/1).

Arifin berdalih saat ini masyarakat lebih memilih Pertamax dibandingkan Premium. Apalagi, kata dia Pertamina saat ini punya Pertashop yang menjual hanya Pertamax.

Sayangnya, penentuan penjualan Pertamax di Pertashop juga merupakan penugasan dari pemerintah. Hal ini diatur dalam kebijakan pemerintah. Selain itu, pemilihan masyarakat menggunakan Pertamax, karena ketidak tersediannya Premium di pasaran.

Anggapan Arifin soal masyarakat lebih banyak mengkonsumsi Pertamax ini juga berbanding terbalik terhadap realisasi konsumsi BBM. Pertamina akhir tahun lalu mencatat, bahwa konsumsi masyarakat terhadap Pertalite lebih tinggi daripada Pertamax.

"Konsumsi tertinggi saat ini pertalite bukan pertamax," ujar Corsec Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting beberapa waktu lalu.

Beralihnya masyarakat untuk mengkonsumsi Pertalite daripada Premium ini juga bukan tanpa sebab. Selain tidak adanya stok di pasaran, pemerintah juga mematok harga Pertalite yang lebih murah daripada Pertamax.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement