Rabu 12 Jan 2022 14:23 WIB

Studi Buktikan Booster Setengah Dosis Efektif dengan KIPI Lebih Ringan

Pemberian booster setengah dosis bukan cuma dilakukan di Indonesia.

Tenaga kesehatan menyuntikan vaksinasi lanjutan (booster) jenis Pfizer untuk lansia di Sentra Vaksinasi RSUI, Depok, Jawa Barat, Rabu (12/1/2022). Pemerintah Kota Depok memulai program vaksinasi lanjutan (booster) COVID-19 kepada masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas dengan prioritas penerima orang lanjut usia (lansia) secara gratis.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksinasi lanjutan (booster) jenis Pfizer untuk lansia di Sentra Vaksinasi RSUI, Depok, Jawa Barat, Rabu (12/1/2022). Pemerintah Kota Depok memulai program vaksinasi lanjutan (booster) COVID-19 kepada masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas dengan prioritas penerima orang lanjut usia (lansia) secara gratis.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizky Suryarandika, Dian Fath Risalah, Fauziah Mursid

Vaksinasi booster atau vaksin dosis penguat mulai diberikan ke masyarakat hari ini. Berbeda dengan sebelumnya, vaksin booster hanya diberikan setengah dosis saja.

Baca Juga

Epidemiolog dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Ridwan Amiruddin mendukung kebijakan pemberian setengah dosis booster. Menurutnya, kebijakan ini guna meredam Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang dikeluhkan masyarakat.

Kemenkes memutuskan untuk peserta penerima vaksin primer Sinovac akan diberikan takaran setengah dosis vaksin Pfizer sebagai penguat. Untuk penerima vaksin primer dosis lengkap Sinovac akan diberikan setengah dosis vaksin AstraZeneca. Bagi penerima vaksin primer dosis lengkap Astrazeneca akan diberikan vaksin penguat setengah dosis vaksin Moderna.

"Kebijakan setengah dosis khusus untuk Moderna, itu untuk mengurangi KIPI. Karena selama ini KIPI terberat pada moderna," kata Prof Ridwan kepada Republika, Rabu (12/1/2022).

Ridwan optimistis pemberian booster setengah dosis tetap berfungsi optimal dalam mencegah dampak berat Covid-19. Ia meyakini penerima booster mampu meningkatkan daya imunnya terhadap Covid-19.

"Untuk efikasinya, diharapkan tetap dapat meningkatkan imunitas," ujar Prof Ridwan.

Prof Ridwan juga mengamati negera lain memang menerapkan hal serupa. Oleh karena itu, ia mendukung klaim Kemenkes mengenai vaksin penguat homolog atau jenis yang sama maupun heterolog atau kombinasi jenis yang berbeda menunjukkan peningkatan antibodi yang relatif sama. "Kalau menurut Kemenkes itu sudah diujicoba juga di negara lain dengan hasil yang hampir sama," ucap Prof Ridwan.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Erlina Burhan, mengatakan vaksin booster setengah dosis terbukti efektif meningkatkan antibodi. "Data menunjukkan booster setengah dosis efektif meningkatkan antibodi," kata Erlina.

Hal senada diungkapkan Epidemiolog UI Pandu Riono. Bahkan negara Amerika Serikat menurut Pandu menerapkan vaksin setengah dosis untuk booster. "Amerika setengah dosis, banyak negara tidak memberikan dosis penuh," kata Pandu kepada Republika.

Pandu mengatakan, setengah dosis cukup efektif dibandingkan satu dosis, karena peningkatan antibodinya relatif sama. Keuntungan setengah dosis lainnya adalah KIPI lebih kecil.

"Negara-negara yang sudah booster dengan setengah dosis efek sampingnya minimal tapi manfaat besar sekali. Cukup manfaatnya dibanding satu dosis dan lebih aman," kata dia.

Dikonfirmasi terpisah, Epidemiolog Universitas Griffith, Dicky Budiman mengatakan, dari beberapa riset terakhir menunjukan pemberian booster dengan setengah dosis terbukti efektif. Bahkan, banyak negara yang melakukan kombinasi vaksin tersebut.

Baca juga : Pemprov DKI Kerja Keras Siapkan Vaksinasi Booster

"Di Thailand vaksin 1 dan 2 Sinovac, booster dikasih setengah dosis Pfizer efektif sekali bahkan lebih efektif daripada vaksin 1 dan 2 AstraZeneca dengan diberi booster setengah dosis Pfizer," ujar Dicky.

"Artinya ini menjawab keraguan Sinovac yang dianggap tidak beri imunitas dan ternyata tinggi. Semua ada dasar dan kuat," sambung Dicky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement