Rabu 12 Jan 2022 12:50 WIB

PT JAS Masih akan Lanjutkan Efisiensi pada 2022

Pemangkasan karyawan menjadi salah satu bentuk efisiensi PT JAS pada 2022.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Direktur Utama PT Jasa Angkasa Semesta Tbk atau JAS Adji Gunawan (kanan) saat ditemui di kawasan Jakarta, Selasa (12/1).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Direktur Utama PT Jasa Angkasa Semesta Tbk atau JAS Adji Gunawan (kanan) saat ditemui di kawasan Jakarta, Selasa (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketidakpastian pada 2022 masih akan melanda industri penerbangan akibat kondisi pandemi Covid-19. Perusshaan ground handling dan cargo handling PT Jasa Angkasa Semesta (Tbk) atau JAS memastikan masih akan melakukan efsiensi pada tahun ini akibat kondisi tersebut. 

Direktur Utama PT JAS Adji Gunawan mengatakan sejak pandemi berdampak kepada jumlah penerbangan, perusahaan sudah melakukan pemangkasan karyawan hingga bentuk efisiensi lainnya. “Kan sekarang (karyawan) sudah berkurang. Efisiensi masih berlanjut tahun ini,” kata Adji saat ditemui di kawasan Jakarta, Selasa (11/1/2022). 

Baca Juga

Adji mengatakan saat ini tinggal 2.300 karyawan saja yang dimiliki JAS. Sebelumnya, kata Aji, semenjak terdampak pandemi, perusahaan terpaksa memangkas karyawan hingga 600 sampai 700 orang. 

Langkah tersebut beserta efisiensi lainnya terpaksa diambil karena kinerja perusahaan menurun semenjak pandemi. “Estimasi revenue waktu 2020 turun 50 persen. Tahun 2021 juga tidak jauh beda,” tutur Adji. 

Untuk itu, Adji menuturkan pada tahun ini hanya melihat bagaimana referensi International Air Transport Association (IATA). Berdasarkan prediksi IATA, pada kuartal II 2022 baru terjadi peningkatan penumpang. 

“Prediksi itu sejalan dengan Qantas Airways. Akhir Maret 2022, mereka akan masuk itu untuk penumpang tapi entah ke Jakarta atau Bali. Pemulihan penuh baru 2023, jadi pertumbuhan akan tertahan dua tahun dan baik pada 2023,” ujar Adji. 

Meskipun penumpang pesawat masih mengalami penurunan, Adji masih optimistis untuk pergerakan kargo. Dia mengatakan, dalam kondisi pandemi, logistik masih terus berkalan meskipun semlat terjadi penurunan namun kembali naik. 

“Yang unik itu, banyak juga komoditas yang biasanya diangkut melalui jalur laut sekarang menggunakan pesawat,” jelas Adji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement