Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anita Aw

Semangat usaha mahasiswa dimasa pandemi

Eduaksi | Tuesday, 11 Jan 2022, 14:14 WIB

Di tengah situasi pandemi covid-19 yang tak kunjung usai hingga saat ini, tentunya memiliki dampak bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat, baik dari bidang ekonomi, sosial, agama, kebudayaan, dan lainnya. Salah satunya yaitu aspek ekonomi. Aspek ini memiliki peranan cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelum wabah ini melanda, masyarakat tentunya beraktivitas layaknya kehidupan normal pada umumnya, seperti bekerja, bersekolah, bersosialisasi, atau berkegiatan lainnya yang dapat dilakukan dimana saja sesuai dengan keinginan mereka. Namun, setelah pandemi ini mewabah, di kalangan masyarakat, seakan-akan seluruh aktivitas masyarakat terhenti begitu saja, tak terkecuali roda perekonomian.

Bagi masyarakat, perekonomian memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupannya karena dengan bekerja, mereka mampu untuk memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi, setelah terjadinya pandemi ini mengakibatkan mereka tidak dapat bekerja secara normal (work from home) atau bahkan untuk sebagian masyarakat berpotensi kehilangan mata pencahariannya sebagai bentuk pengurangan karyawan atas kebijakan perusahaan.

Berwirausaha dapat dipraktikkan oleh semua kalangan, tak terkecuali mahasiswa, mahasiswa yang berinisiatif untuk menjadi wirausahawan muda, baik yang sebelumnya telah memiliki pengalaman di bidang bisnis ataupun belum. Hal ini dimaksudkan dengan tujuan agar mahasiswa mampu berinovasi dengan mengembangkan ide-ide yang dimilikinya dan mampu bersikap mandiri dalam memperoleh penghasilan tambahan baik untuk dirinya sendiri, maupun untuk membantu perekonomian keluarganya.

Dalam memulai usaha yang akan dijalankan, terlebih dahulu ketahui potensi yang menjadi keahlian oleh masing-masing individu, sehingga dari potensi tersebut dapat dikembangkan untuk menjadi peluang-peluang bisnis yang ada. Selain itu, perencanaan yang matang dalam mengelola aktivitas usaha juga sangat diperlukan, karena pengambilan keputusan yang salah akan mengakibatkan timbulnya risiko-risiko yang akan terjadi.

Keberanian dalam memulai usaha harus diterapkan dalam jiwa wirausahawan, sebab jika seorang wirausahawan tidak berani dalam mengambil keputusan untuk memulai usahanya, maka ia tidak akan pernah tahu hasil yang diperoleh seperti apa, mungkin saja hasilnya akan jauh lebih baik dari apa yang diekspektasikannya selama ini dan kegagalan yang terjadi dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya.

Berbagai opsi dalam berbisnis di tengah situasi pandemi seperti saat ini dapat dijadikan pilihan bagi mahasiswa untuk memulai usaha, tentunya dengan memperhatikan potensi yang dimilikinya dan kegigihan dalam menjalani usaha tersebut. Contohnya seperti membuka usaha online shop atau menawarkan barang/jasa dengan bisnis online. Kegiatan pemasaran yang dilakukan pun tergolong cukup mudah, hanya dengan memanfaatkan media sosial yang ada, kita dapat mempromosikan produk yang kita tawarkan kepada konsumen, terlebih lagi jika produk kita mendapatkan testimonial atau respons yang positif di mata konsumen, sehingga orang lain pun akan tertarik pula untuk membelinya. Tidak menutup kemungkinan bagi mahasiswa untuk tetap mendapatkan penghasilan walau di tengah pandemi saat ini.

Jadi, bagaimanapun situasi dan kondisinya peluang untuk menciptakan usaha itu selalu ada. Tergantung bagaimana kita dapat memanfaatkan kondisi tersebut dan melakukan riset mengenai apa yang dibutuhkan konsumen untuk saat ini. Lalu, satu hal yang terpenting, jangan pernah takut untuk menerima kegagalan, karena kegagalan tersebut yang nantinya menjadikan pembelajaran dan membuat kita berpikir bagaimana kita harus berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image