Selasa 11 Jan 2022 21:41 WIB

Kasus Kekerdilan di Bangkalan Menurun Selama 2021

Kasus kekerdilan di Kabupaten Bangkalan ini berbanding lurus dengan jumlah kemiskinan

Kasus Kekerdilan di Bangkalan Menurun Selama 2021 (ilustrasi).
Foto: Kemenkominfo
Kasus Kekerdilan di Bangkalan Menurun Selama 2021 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKALAN -- Kasus kekerdilan di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur menurun selama 2021, berkat program peningkatan layanan kesehatan pada ibu hamil dan pemberian makanan tambahan yang lakukan pemkab setempat kepada balita di wilayah itu.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Bangkalan Sudiyo, pada tahun 2020 jumlah balita di daerahnya yang terdata mengalami kekerdilan sebanyak 3.240 orang, sedangkan pada 2021 sebanyak 2.314 orang.

Baca Juga

"Ada penurunan sebanyak 926 kasus kekerdilan selama 2021 dibanding 2020," katanya, menjelaskan, Selasa (11/1/2022).

Ia menjelaskan, penurunan kasus kekerdilan pada balita ini terjadi, berkat beberapa program yang dijalankan selama 2021. Di antaranya, pemeriksaan berkala ibu hamil minimal empat kali, pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi ibu dan remaja putri, serta bantuan vitamin kepada balita secara berkesinambungan.

"Kami juga mengaktifkan berbagai jenis kegiatan posyandu di semua desa yang tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten Bangkalan," katanya.

Dalam menjalankan program ini, kata Sudiyo, pihaknya juga bekerja sama dengan TNI yang bertugas di desa/kelurahan, yakni Babinsa. "Setiap ada program posyandu dan penyuluhan kesehatan, Babinsa selalu membantu kegiatan kami, yakni ikut menyampaikan sosialisasi dan menggerakkan masyarakat agar datang ke posyandu untuk memeriksakan balita mereka," katanya.

Berkat kerja sama yang baik ini, masyarakat yang memiliki balita dan para ibu hamil aktif memeriksakan kesehatan mereka.

Kepala Dinkes Bangkalan Sudiyo menuturkan, di Bangkalan ada beberapa daerah yang rawan terjadi kekerdilan. Antara lain, di Desa Ujung Piring, Martajasah, Bilaporah, Tajungan, Dupok, Bang Pendah, Tengket, Sabiyan, dan Geddungan.

"Berkat upaya serius petugas dan dukungan instansi samping, seperti Babinsa, angka kekerdilanyang di daerah ini juga menurun," katanya menjelaskan.

Jumlah kasus kekerdilan di Kabupaten Bangkalan ini berbanding lurus dengan jumlah kemiskinan di wilayah itu. Badan Pusat Statistik (BPS) setempat melaporkan, pada tahun 2021, persentase warga miskin di wilayah ini mencapai 21.57 persen dari total jumlah penduduk, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata angka kemiskinan di Jawa Timur yang mencapai 11,4 persen.

Di Pulau Madura, Kabupaten Bangkalan terdata menempati urutan kedua setelah Kabupaten Sampang yang mencapai 23,76 persen.

Urutan ketiga Sumenep, yakni 20,51 persen, dan angka kemiskinan paling rendah Kabupaten Pamekasan, yakni 15,3 persen. Namun, menurut Kepala Dinkes Bangkalan Sudiyo, kasus kekerdilan yang terjadi di Bangkalan itu, bukan semata faktor kemiskinan, akan tetapi pada pengetahuan masyarakat tentang penerapan pola hidup sehat.

"Sebab, berdasarkan hasil kajian internal kami pada 10 daerah yang rawan kekerdilan itu, masyarakat tidak termasuk pada garis kemiskinan. Malah ada wargayang cukup secara ekonomi, akan tetapi balitanya mengalami kekerdilan," katanya menjelaskan.

Oleh karena itu upaya yang Dinkes Bangkalan tidak hanya memberi bantuan tambahan makanan saja, akan tetapi juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat, dan makanan yang bergizi.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement