Selasa 11 Jan 2022 20:06 WIB

Dinkes Kembali Ingatkan Risiko Covid-19 di Lingkungan Kerja

Edukasi protokol kesehatan juga terus disampaikan kepada masyarakat.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana kerja para karyawan di salah satu ruang kantor.
Foto: Dok. Bayer Indonesia
Suasana kerja para karyawan di salah satu ruang kantor.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Jawa Tengah, kembali mengingatkan kewaspadaan terhadap munculnya penularan Covid-19 di lingkungan tempat kerja maupun perkantoran.

Berdasarkan analisis yang dilakukan Dinkes Kota Semarang, penambahan kasus Covid-19 yang tercatat sejak awal Januari 2022 lalu didominasi oleh pasien yang memiliki korelasi dengan tingginya mobilitas serta aktivitas karena pekerjaannya.

Kepala Dinkes Kota Semarang, Mochamad Abdul Hakam menyampaikan, terkait dengan penambahan kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir sepertinya ada di area tempat pasien melaksanakan rutinitasnya.

Terkait hal ini, ia mengungkapkan, sebenarnya sudah sejak September 2021 lalu begitu leveling daerah Kota Semarang turun, Dinkes sudah melakukan langkah-langkah deteksi dini.

“Yakni dengan sampel testing secara random, di beberapa lokasi, seperti sekolah penyeleggara PTM, pusat keramaian warga seperti mal dan pasar, perkantoran, maupun tempat-tempat umum lain,” jelasnya di Semarang, Selasa (11/1).

Untuk itu, langkah-langkah antisipasi dini akan terus dilanjutkan oleh Dinkes. Upaya ini tidak lain karena Dinkes tidak mau kemudian muncul kasus Covid-19 delay (tunda).

Menurutnya kasus yang muncul di Kota Semarang di awal-awal Januari ini merupakan kasus delay. Karena sudah ada yang bergejala di pertengahan Desember 2021 lalu, walaupun yang paling banyak ada di awal Januari 2022.

Sehingga, dimungkinkan juga penambahan kasus ini masih ada hubungannya dengan mereka yang melakukan aktivitas tinggi atau peningkatan mobilitas pada saat momentum tahun baru beberapa waktu lalu.

“Inilah yang masih kita kaji dan analisa terus-menerus dengan tetap melaksanakan testing random guna mendeteksi sejak dini, munculnya kasus baru Covid-19,” lanjutnya.

Sehingga proses penanganannya seperti isolasinya nanti akan dapat dilakukan dengan cepat, demikian halnya dengan upaya treatment agar tidak menyebar. Lini dua dan lini tiga nanti tetap akan dilakukan tracing secepatnya.

Upaya lain yang sudah dilakukan Dinkes adalah memaksimalkan program vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Ia berharap dalam pekan ini sudah bisa selesai. “Kita punya data per Ahad (9/1) sudah di angka 85 persen cakupan vaksinasi untuk anak,” tambah Abdul Hakam.

Kemudian edukasi protokol kesehatan juga terus disampaikan kepada masyarakat untuk mengingatkan pentingnya disiplin perotokol kesehatan dalam upaya mengendalikan penyebaran Covid-19.

“Bahkan kami juga sudah mmbuat empat shift pelayanan guna mendukung langkah-langkah edukasi serta sosialisasi pentingnya protokol kesehatan kepada masyarakat,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement