Selasa 11 Jan 2022 17:59 WIB

Kemenag Harap Penyuluh Agama Islam Sampaikan Pesan Keagamaan

Pesan keagamaan jadi salah satu program prioritas Kemenag Bimas Islam di 2022

Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama RI, Syamsul Bahri mengatakan, pada tahun 2022 ini, pihaknya berharap Penyuluh Agama Islam bisa bertransformasi dalam menyampaikan pesan keagamaan kepada masyarakat.
Foto: Kemenag
Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama RI, Syamsul Bahri mengatakan, pada tahun 2022 ini, pihaknya berharap Penyuluh Agama Islam bisa bertransformasi dalam menyampaikan pesan keagamaan kepada masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama RI, Syamsul Bahri mengatakan, pada tahun 2022 ini, pihaknya berharap Penyuluh Agama Islam bisa bertransformasi dalam menyampaikan pesan keagamaan kepada masyarakat.

“Hal itu sesuai dengan salah satu dari tiga program prioritas Kemenag RI yang ada di Bimas Islam tahun 2022. Yakni, program Revitalisasi KUA, Moderasi Beragama, dan Transformasi Digital,” kata Syamsul saat ditemui di ruangannya, Kantor Kemenag RI, Jl. M.H. Thamrin No. 6, Jakarta Pusat, Senin (10/1/22).

Baca Juga

Menurutnya, memasuki dunia yang serbadigital saat ini, Penyuluh Agama Islam dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan dakwahnya. Misalnya membuat konten keagamaan yang moderat dan menyebarkannya melalui media sosial.

“Dakwah melalui digital merupakan salah satu kegiatan komunikasi yang sedang fenomenal dan diminati semua kalangan saat ini,” ungkapnya.

Dikatakan Direktur, Penyuluh Agama juga harus bisa mengelaborasikan moderasi beragama dengan transformasi digital, agar menjadi penyeimbang di tengah derasnya informasi dan berita palsu.

“Penyuluh Agama Islam harus memiliki komptensi keislaman, karena mereka yang akan menerangkan tentang Islam dari berbagai sudut pandang ke masyarakat,” paparnya.

Direktur menambahkan, ke depan pihaknya akan membuat satu program secara hybrid dengan mengumpulkan seluruh Penyuluh Agama Islam dari seluruh Indonesia untuk menguatkan implementasi moderasi beragama.

“Jadi moderasi beragama itu harus betul-betul action, bukan lagi program-program yang bersifat seremonial semata,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement