Selasa 11 Jan 2022 13:18 WIB

PT Telkom Bantu Digitalisasi Transportasi Logistik

Telkom mengembangkan produk digital Logee Port yakni platform B2B yang terintegrasi.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
PT Telkom Indonesia sebagai BUMN teknologi terbesar di Tanah Air memiliki tanggung jawab mendigitalisasi segala industri, termasuk transportasi logistik.
Foto: Istimewa
PT Telkom Indonesia sebagai BUMN teknologi terbesar di Tanah Air memiliki tanggung jawab mendigitalisasi segala industri, termasuk transportasi logistik.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Transformasi digital Indonesia di sektor logistik semakin berkembang dari tahun ke tahun. Pada 2022, pertumbuhan logistik diharapkan bangkit kembali setelah terjadinya pandemi Covid-19 hingga 2021.

Pengelolaan pengurusan impor dan ekspor secara digital sudah dibangun di beberapa terminal peti kemas. Hal ini, dilakukan untuk mendukung kemudahan layanan mandiri bagi para pelaku usaha PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan). 

“Kami membuka kerja sama melalui integrasi sistem billing TPK Koja kepada para inovator platform. Salah satunya Logee Port, untuk mengembangkan solusi percepatan pengurusan kontainer hingga pencarian armada di dalam satu pintu menuju smart terminal untuk TPK Koja,” ujar Deputy General Manager TPK Koja, Chang Ho Song dalam siaran persnya, Selasa (11/1/2022). Laporan terbarunya, Pelindo mencatat peningkatan kinerja trafik peti kemas di kuartal III-2021 sebesar 12,4 juta TEUs atau naik 6,9 persen dibandingkan periode sama tahun 2020 sebesar 11,6 juta TEUs. 

Menurut Chang Ho Song, melihat perkembangan pesat impor dan ekspor di Indonesia, PT Telkom Indonesia sebagai BUMN teknologi terbesar di Tanah Air memiliki tanggung jawab mendigitalisasi segala industri, termasuk transportasi logistik. Melalui Logee Trans, kata dia, Telkom mengembangkan produk digital Logee Port yakni platform B2B (perusahaan ke perusahaan) yang terintegrasi terminal peti kemas untuk mempertemukan supply-demand pengurusan kontainer di pelabuhan terminal peti kemas.  

Logee Port, kata dia, telah terintegrasi dengan beberapa terminal peti kemas di Tanjung Priok salah satunya KSO TPK Koja. Logee Port juga memberikan kemudahan kepada PPJK untuk pengurusan kontainer di Terminal Pelabuhan Peti Kemas terintegrasi hingga pencarian armada secara cepat, mudah, ringkas, dan transparan. 

“Dengan sinergi antara terminal peti kemas dan platform pemesanan truk akan menjadi hal baru untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas secara global dan regional,” katanya. 

Logee Port, kata dia, telah terintegrasi dengan beberapa terminal peti kemas di Tanjung Priok salah satunya New Priok Container Terminal One (NPCT1)1. NPCT1 adalah salah satu terminal Peti Kemas terbesar di Jakarta dengan kapasitas 1.5 juta TEUs yang berlokasi di Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara. Dalam mendukung program pemerintah untuk digitalisasi, NPCT1 telah menerapkan proses Billing Online secara total. 

Keberhasilan ECON (Express Container Online NPCT1), kata dia, mendigitalkan semua proses administrasi dan keuangan pelanggan, membuat kehadiran secara fisik di kantor tagihannya menjadi berlebih. Karena itu, NPCT1 menutup kantor pelayanan tagihannya per 1 Mei 2021.

Menurutnya, ECON dan Logee telah membangun kolaborasi sehingga menciptakan kemudahan dan nilai tambah proses pelayanan ekspor dan impor pelabuhan. Dimana, pengguna jasa NPCT1 selain melakukan proses transaksi Jasa Pelayanan Pelabuhan, juga dapat memesan dan menjadwalkan truk peti kemas kapanpun dan dimanapun. 

Kolaborasi ini, kata dia, telah berjalan kurang lebih selama satu tahun dan menunjukkan jumlah penggunaan yang semakin meningkat. Hal ini selaras anjuran Pemerintah untuk mempercepat konektivitas digital dalam ekosistem logistik nasional Indonesia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement