Selasa 11 Jan 2022 00:26 WIB

Australia tak Mau Lockdown, Memilih Lewati Wabah Covid-19 Omicron

Perdana Menteri Australia mengatakan sistem kesehatan masih mampu mengatasi omicron

Red: Nur Aini
Perawat Terdaftar Niamh Costello mendemonstrasikan Tes Antigen Cepat Covid-19 di fasilitas pengujian drive-through yang didirikan oleh Blooms the Chemist di tempat parkir pusat perbelanjaan Royal Randwick, di Sydney, Australia, 06 Oktober 2021.
Foto: EPA-EFE/DAN HIMBRECHTS
Perawat Terdaftar Niamh Costello mendemonstrasikan Tes Antigen Cepat Covid-19 di fasilitas pengujian drive-through yang didirikan oleh Blooms the Chemist di tempat parkir pusat perbelanjaan Royal Randwick, di Sydney, Australia, 06 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Scott Morrison pada Senin (10/1/2022) mengatakan Australia harus "melalui" wabah Omicron yang menyebar cepat, ketika infeksi menembus 1 juta kasus selama pandemi. Lebih dari setengah total kasus itu dilaporkan dalam sepekan terakhir saja dan membebani sistem kesehatan dan rantai pasokan di Australia.

Morrison, yang sedang menghadapi tekanan di awal tahun pemilihan, berencana mengubah aturan isolasi agar pekerjaan di bidang produksi dan distribusi makanan tetap dapat dilakukan oleh mereka yang menjadi kontak dekat tapi tidak bergejala.

Baca Juga

"Omicron menuntut pendekatan lain dan kita harus melaluinya," kata dia dalam jumpa pers di ibu kota Canberra.

"Anda punya dua pilihan di sini: melaluinya atau menguncinya. Kita (memilih) untuk melaluinya."

Morrison berencana memperluas perubahan dalam aturan transportasi dan sektor-sektor utama lainnya. Proposal tentang hal itu akan diajukan kepada para pemimpin negara bagian dalam pertemuan kabinet nasional pekan ini. Meskipun Australia menghadapi lonjakan kasus serius, sistem kesehatan masih mampu mengatasinya, kata Morrison.

Lebih dari 3.500 pasien dirawat di rumah sakit, naik dari sekitar 2.000 pada pekan lalu. Setelah berhasil meredam lonjakan kasus lewat penguncian agresif dan kontrol perbatasan yang ketat di awal pandemi, Australia kini mencatat rekor infeksi ketika mulai "hidup bersama virus" dengan tingkat vaksinasi yang lebih tinggi.

Baca: Bayang-Bayang Kuasa Mantan Presiden di Balik Kekacauan Kazakhstan

Peningkatan jumlah pasien yang dirawat inap memaksa otoritas untuk memberlakukan kembali sejumlah pembatasan di negara bagian, sementara kelangkaan staf akibat pekerja terkena kewajiban isolasi atau sakit telah menghantam bisnis. Rantai pasokan dapat bertahan selama tiga minggu lagi, kata jaringan toserba Woolworths. Satu dari lima karyawan Woolworths saat ini dikarantina.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Brad Banducci mengatakan kepada Radio ABC bahwa saat ini rantai pasokannya masih memiliki produk yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Baca: Swiss Larang Tentara Pakai Aplikasi Pesan Asal AS dari Whatsapp Hingga Telegram

Baca: Awalnya Berdalih Mengawasi, Kini AS Malah Bangun Kilang Minyak di Suriah

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement