Senin 10 Jan 2022 20:21 WIB

Banjir Jayapura, Delapan Warga Meninggal

Banjir juga membuat ratusan warga harus mengungsi.

Sejumlah mama-mama Papua melintasi daerah yang masih terendam banjir di Perumahan Organda, Distri Heram, Kota Jayapura, Papua (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Gusti Tanati
Sejumlah mama-mama Papua melintasi daerah yang masih terendam banjir di Perumahan Organda, Distri Heram, Kota Jayapura, Papua (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, banjir dan longsor yang melanda Kota Jayapura, Provinsi Papua, telah mengakibatkan delapan warga meninggal. Selain itu, terdapat pula ratusan warga mengungsi. 

"Banjir di Kota Jayapura mengakibatkan delapan orang meninggal dunia, empat orang luka berat, dan lima orang luka ringan," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran persnya, Senin (10/1/2022). 

Baca Juga

Berdasarkan data per Ahad (9/1) pukul 20.00 WIB, dia mengantarkan, banjir di Kota Jayapura berdampak terhadap 2.098 KK atau 8.073 jiwa. Sebanyak 74 KK atau 293 jiwa di antaranya terpaksa mengungsi. 

Adapun jumlah rumah yang terendam banjir, kata dia, mencapai 1.373 unit. Terdapat pula enam rumah ibadah, tiga fasilitas kesehatan, satu gedung perkantoran, dan enam fasilitas pendidikan yang terendam banjir yang mulai terjadi pada Kamis (6/1/2022) malam itu. 

Banjir di Kota Jayapura ini dilaporkan juga sempat kembali naik pada Senin (10/1) siang. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Jayapura Jonnie Koolang mengatakan, banjir terjadi lagi karena hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur. Alhasil, wilayah Perumahan Organda dan Pasar Yotefa kembali terendam dengan ketinggian air 30 hingga 50 sentimeter. 

"Banjir susulan terjadi di Perumahan Organda dan Pasar Yotefa, kini sudah berangsur surut, dan cuaca sudah mulai kondusif," ujar Jonnie sebagaimana dikutip dari siaran pers BNPB. 

Menurut Jonnie, banjir secara umum sudah mulai surut. Di beberapa titik, masyarakat dan petugas mulai memberi saluran drainase dari tumpukan lumpur dan material banjir lainnya. 

Untuk mempercepat penanganan banjir, kata dia, Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 14 hari, mulai 7 sampai 20 Januari 2022. Telah dibentuk pula pos komando di Gor Waringin dan pos lapangan di tiga titik. 

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengirim Tim Reaksi Cepat (TRC) ke Kota Jayapura untuk melakukan kaji cepat dan pendampingan bagi pemerintah daerah dalam penanganan darurat banjir. BNPB juga menyalurkan bantuan dana siap pakai Rp 250 juta.

Bencana banjir ternyata juga melanda Kabupaten Jayapura, tepatnya di Distrik Nimbokrang pada Ahad (9/1). Banjir di wilayah ini merendam 931 rumah. 

Beruntung, banjir di distrik tersebut sudah mulai surut. "Saat ini banjir di Kabupaten Jayapura sudah surut," ujar Staf TRC BPBD Kabupaten Jayapura Fandi, Senin. 

Namun demikian, kata dia, petugas gabungan dan masyarakat masih waspada terjadinya banjir susulan apabila hujan kembali mengguyur. Sebab, BMKG memprediksi musim hujan akan berlangsung hingga Februari 2022.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement