Senin 10 Jan 2022 18:15 WIB

Lebih dari 160 Orang Tewas dalam Kerusuhan di Kazakhstan

Sekurangnya 164 orang, termasuk dua anak-anak tewas dalam kerusuhan di Kazakhstan

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Polisi anti huru hara berjalan untuk memblokir demonstran selama protes di Almaty, Kazakhstan, 5 Januari 2022. Sekurangnya 164 orang, termasuk dua anak-ana.k tewas dalam kerusuhan di Kazakhstan
Foto: AP/Vladimir Tretyakov
Polisi anti huru hara berjalan untuk memblokir demonstran selama protes di Almaty, Kazakhstan, 5 Januari 2022. Sekurangnya 164 orang, termasuk dua anak-ana.k tewas dalam kerusuhan di Kazakhstan

REPUBLIKA.CO.ID, NUR SULTAN - Protes rusuh menentang kenaikan harga gas di Kazakhstan menyebabkan lebih dari 160 orang tewas dan 5.000 orang ditangkap. Pemerintahan Presiden Kassym-Jomart Tokayev menghadapi amukan massa dan menuduh terdapat aktor teroris di balik kerusuhan yang terjadi.

Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan memperkirakan kerusakan properti akibat kerusuhan mencapai sekitar 198 juta dolar AS. Lebih dari 100 bisnis dan bank diserang dan dijarah hingga 400 kendaraan hancur.

Baca Juga

Mengutip data Kementerian Kesehatan, sekurangnya 164 orang, termasuk dua anak-anak tewas dalam kekerasan. Sebanyak 103 di antaranya tewas di kota utama negara Asia Tengah itu, Almaty, sebagai tempat kekerasan terburuk terjadi.

Secara total, 5.135 orang telah ditahan untuk diinterogasi sebagai bagian dari 125 penyelidikan terpisah atas kerusuhan tersebut. Pada Ahad (9/1/2022) waktu setempat, ketenangan relatif kembali ke kota utama Kazakhstan, Almaty. Polisi terkadang melepaskan tembakan ke udara untuk menghentikan orang-orang yang mendekati alun-alun pusatnya.

"Hari ini situasinya stabil di semua wilayah negara itu," kata Menteri Dalam Negeri Erlan Turgumbayev seperti dikutip laman Aljazirah, Senin (10/1/2022).

Dia mengatakan operasi kontra teror terus berlanjut dalam upaya untuk menegakkan kembali ketertiban di negara itu. Koresponden Aljazirah Robin Forestier-Walker melaporkan dari ibu kota Georgia, Tbilisi bahwa jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat.

"Kami menunggu jumlah korban meningkat berdasarkan skala pertempuran, kekerasan, dan penembakan, di mana tembakan senapan mesin berat dan ledakan yang berlangsung berjam-jam selama 5 dan 6 Januari,” katanya.

"Untuk menambah itu, apa yang disebut operasi anti-terorisme masih berlanjut di seluruh negeri – jadi operasi yang sangat besar terjadi dengan pemerintah Kazakh berusaha untuk mengambil kembali kendali atas situasi," ujarnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement