Senin 10 Jan 2022 18:12 WIB

Pasien Omicron Banyak Dirawat di Rumah

Dari 414 pasien Omicron, hanya dua pasien yang harus dirawat di rumah sakit.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nora Azizah
Dari 414 pasien Omicron, hanya dua pasien yang harus dirawat di rumah sakit.
Foto: Anadolu Agency
Dari 414 pasien Omicron, hanya dua pasien yang harus dirawat di rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dirinya tak memungkiri bila kenaikan transmisi Omicron akan jauh lebih tinggi dari varian Delta. Namun, angka pasien yang dirawat di Rumah Sakit diperkirakan akan jauh lebih sedikit.

Ia mengungkapkan, dari 414 pasien yang terkonfirmasi Omicron, hanya dua pasien yang bergejala sedang dan membutuhkan oksigen. Namun, lanjut Budi keduanya diketahui memiliki komorbid, saat ini mereka telah sembuh dan pulang ke rumah.

Baca Juga

"Sehingga, strategi layanan dari Kementerian Kesehatan akan digeser yang sebelumnya fokusnya ke rumah sakit sekarang fokusnya ke rumah, karena akan banyak orang yang terkena dan tidak perlu ke Rumah Sakit, " terang Budi dalam Konferensi Pers secara daring, Senin (10/1/2022).

"Kami juga sudah bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memastikan agar orang yang harus dirawat di rumah, itu tetap mendapatkan akses untuk konsultasi kedokteran dan juga bisa mendapatkan akses untuk delivery obatnya," sambung Budi.

Hal senada disampaikan Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama. Ia mengatakan, berdasarkan studi orang yang terinfeksi Omicron punya risiko 50 pesen lebih rendah untuk harus masuk rumah sakit bila dibandingkan terinfeksi varian Delta.

"Berdasarkan penelitian dari Skotlandia menunjukkan penurunan angka masuk rumah sakit pada varian Omicron dibandingkan Delta, 2.2. kemungkinan infeksi ulang pada Omicron adalah 10 kali lebih tinggi daripada mereka yang terinfeksi varian Delta, " kata Tjandra kepada Republika.

Tjandra menambahkan, studi dari Kanada pun mengonfirmasi rendahnya angka masuk rumah sakit, yakni 0,3 persen dan juga angka fatalitas kurang dari 0,1 persen pada varian Omicron. "Tentu saja kalau jumlah kasus banyak sekali maka walaupun persentase relatifnya rendah tapi angka mutlak bisa jadi cukup menimbulkan masalah pula," kata Guru Besar FK UI itu.

Tjandra menambahkan, berdasarkan masa inkubasi dari beberapa sumber menunjukkan bahwa median antara paparan varian Omicron dan timbulnya gejala adalah 3 hari. Pendeknya masa inkubasi Omicron ini juga sejalan dengan analisa “UK Health Security Agency” di Inggris.

"Data sebelumnya menunjukkan bahwa masa inkubasi varian Alfa adalah 5 hari dan varian Delta 4 hari, jadi masa inkubasi Omicron memang lebih cepat," ungkap Tjandra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement