Senin 10 Jan 2022 09:50 WIB

Awalnya Berdalih Mengawasi, Kini AS Malah Bangun Kilang Minyak di Suriah

Pemerintah Suriah menilai kilang minyak yang dibangun AS sebagai penjarahan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Tentara Amerika mengendarai kendaraan tempur Bradley selama latihan bersama dengan Pasukan Demokrat Suriah di pedesaan Deir Ezzor di timur laut Suriah, Rabu, 8 Desember 2021.
Foto: AP/Baderkhan Ahmad
Tentara Amerika mengendarai kendaraan tempur Bradley selama latihan bersama dengan Pasukan Demokrat Suriah di pedesaan Deir Ezzor di timur laut Suriah, Rabu, 8 Desember 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Amerika Serikat (AS) dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) telah meluncurkan pembangunan kilang minyak di Provinsi Hasaka di timur laut Suriah. Tindakan itu dinilai ilegal oleh Pemerintah Suriah.

Kantor berita pemerintah Suriah SANA melaporkan pada Ahad (9/1/2022), seorang sumber di Direktorat Lapangan Rmelan mengatakan, kapasitas fasilitas baru di ladang Rmelan di timur laut Provinsi Hasaka diperkirakan 3.000 barel per hari. Ladang minyak itu adalah salah satu yang terbesar di Suriah.

Baca Juga

Sumber itu menambahkan bahwa dalam beberapa minggu dan bulan mendatang akan menyaksikan peningkatan besar dalam pencurian dan penjarahan minyak Suriah dari wilayah al-Jazeera oleh pendudukan AS setelah memasang kilang. Sumber-sumber lokal pun mengatakan bahwa pasukan AS pada Sabtu (8/1/2022) malam, membawa konvoi 79 kendaraan, termasuk kapal tanker yang memuat minyak curian Suriah, lemari es, dan sejumlah truk. Diketahui terdapat empat kendaraan militer, menuju ke utara Irak melalui penyeberangan ilegal.

Konflik bersenjata di Suriah telah berlangsung sejak 2011 dengan pasukan Presiden Suriah Bashar Assad memerangi berbagai kelompok milisi. Pada akhir 2017, ISIS dinyatakan kalah di negara itu, mendorong isu-isu penyelesaian politik damai, rekonstruksi negara, dan kembalinya pengungsi ke garis depan.

Angkatan bersenjata AS mengawasi wilayah di bagian utara dan timur laut Suriah. Wilayah itu adalah tempat ladang minyak dan gas utama Suriah berada. Damaskus mengecam kehadiran AS di sana sebagai pendudukan dan penjarahan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement