Ahad 09 Jan 2022 20:13 WIB

Turunkan Berat Badan dengan Operasi Kurangi Risiko Sakit Parah Covid-19

Studi sebut operasi menurunkan berat badan bisa kurangi risiko sakit parah Covid-19.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Studi sebut operasi menurunkan berat badan bisa kurangi risiko sakit parah Covid-19 (Foto: ilustrasi berat badan)
Foto: Pxfuel
Studi sebut operasi menurunkan berat badan bisa kurangi risiko sakit parah Covid-19 (Foto: ilustrasi berat badan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurunkan berat badan dengan operasi bisa menjadi strategi penting untuk meningkatkan hasil pada pasien Covid 19. Sebuah studi menunjukkan penurunan berat badan melalui tindakan operasi dapat mengurangi risiko sakit parah akibat Covid 19.

Hal ini merupakan hasil studi dari para peneliti dari Klinik Cleveland yang diterbitkan di dalam jurnal peer-review JAMA Surgery. Seperti diketahui, obesitas meningkatkan kemungkinan mengembangkan gejala Covid 19 yang serius karena gangguan fungsi pernapasan dan masalah jantung yang terkait dengan kondisi tersebut. Namun, sebelumnya tidak terbukti penurunan berat badan melalui pembedahan menurunkan risiko ini.

Baca Juga

Untuk menentukan tindakan operasi penurunan berat badan yang dapat mengurangi risiko komplikasi Covid 19, para peneliti mempelajari 20.212 orang dewasa dengan obesitas. Sebanyak 5.053 di antaranya memiliki indeks massa tubuh (BMI) 35 atau lebih tinggi, yakni masuk di dalam obesitas parah hingga tidak sehat.

Mereka kemudian menjalani operasi bariatrik di Cleveland Clinic Health System antara tahun 2004 dan 2017. Kelompok ini dibandingkan dengan rasio 1:3 dengan pasien yang tidak menjalani operasi penurunan berat badan. Sebanyak 15.159 pasien yang tersisa adalah kelompok yang mengontrol berat badannya.

Sebelum wabah, penurunan berat badan dan kematian akibat penyebab yang tidak terkait Covid diperiksa. Pasien yang telah menjalani operasi bariatrik kehilangan berat badan 19 persen lebih banyak sebelum wabah Covid 19 dimulai di Cleveland pada 1 Maret 2020, dibandingkan mereka yang tidak menjalani operasi. Setelah wabah, empat hasil dinilai, yakni hasil tes SARS-CoV-2 positif, rawat inap, kebutuhan oksigen tambahan, dan infeksi Covid 19 yang parah (gabungan dari penerimaan unit perawatan intensif, kebutuhan akan ventilasi mekanis, atau kematian).

Para peneliti menemukan tingkat tertular SARS-CoV-2 sebanding dengan 9,1 persen pasien yang telah menerima operasi bariatrik sebelum wabah tertular virus dan 8,7 persen dari mereka yang tidak menerima operasi tertular virus. Namun, kelompok yang telah menjalani operasi penurunan berat badan memiliki kemungkinan 49 persen lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit karena Covid 19.

Kemudian, sekitar 63 persen lebih kecil kemungkinannya memerlukan oksigen tambahan, dan 60 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami komplikasi parah Covid-19 dibandingkan dengan pasien yang tidak menjalani operasi penurunan berat badan. Hasilnya menunjukkan penurunan berat badan substansial yang dicapai dengan operasi dikaitkan dengan peningkatan hasil infeksi Covid 19. 

Obesitas dapat menjadi faktor risiko yang bisa meningkatkan keparahan infeksi Covid 19. Hal ini menandakan penurunan berat badan bisa menjadi strategi penting untuk meningkatkan hasil pada pasien Covid 19, terutama di AS, di mana obesitas tersebar luas.

Penulis studi senior dan Chief Academic Officer of Cleveland Clinic's Heart, Vascular and Thoracic Institute, Steven Nissen, MD, menekankan bahwa temuan mencolok dari penelitian saat ini mendukung reversibilitas konsekuensi kesehatan dari obesitas pada pasien dengan Covid 19.

"Studi ini menunjukkan penekanan pada penurunan berat badan sebagai strategi kesehatan masyarakat dapat meningkatkan hasil selama pandemi Covid 19 dan wabah di masa depan atau penyakit menular terkait. Itu adalah temuan yang sangat penting mengingat 40 persen orang Amerika mengalami obesitas," ujarnya seperti dilansir dari Jerussalem Post, Ahad (9/1/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement