Ahad 09 Jan 2022 18:41 WIB

Hujan Lebat Sebabkan Longsor dan Bangunan Ambruk di Kuningan

BPBD Kuningan mencatat ada lima titik longsor dan satu titik bangunan ambruk. 

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).
Foto: bpbd.kuningankab.go.id
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Hujan lebat telah menyebabkan tanah longsor maupun bangunan ambruk di sejumlah desa di Kabupaten Kuningan. Masyarakat diimbau untuk siaga dan waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi.

Berdasarkan data dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Sabtu (8/1), tercatat ada lima titik longsor dan satu titik bangunan ambruk. Bencana tersebut terjadi di enam desa yang tersebar di empat kecamatan.

Adapun bencana longsor itu terjadi di Desa Margabakti, Kecamatan Kadugede, Desa Longkewang Kecamatan Ciniru, Desa Pasiragung Kecamatan Hantara, Desa Gunungmanik Kecamatan Ciniru serta Desa Cipedes Kecamatan Ciniru.

Sedangkan musibah bangunan ambruk terjadi di Desa Cantilan, Kecamatan Selajambe. "Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu.

Musibah bencana tanah longsor itu terjadi dalam waktu hampir bersamaan, Jumat (8/1) sore. Sedangkan bangunan ambruk terjadi pada Kamis (7/1) petang.

Di Desa Cipedes, Kecamatan Ciniru, longsor terjadi pada tembok penahan tanah (TPT) di depan rumah warga setempat. Sedangkan di Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru, longsor terjadi pada tebing kebun milik warga dan menimbun drainase saluran air.

Di Desa Longkewang, Kecamatan Ciniru, longsor terjadi pada TPT, tebing jalan gang, serta kebun yang menutup bahu jalan penghubung desa. Di Desa Margabakti, Kecamatan Kadugede, longsor terjadi pada TPT rumah warga, dan di Desa Pasiragung, Kecamatan Hantara, longsor terjadi pada TPT rumah warga dan TPT jalan.

Sedangkan bangunan ambruk, terjadi pada gudang milik warga bernama Kawa (65), di Desa Cantilan, Kecamatan Selajambe, Kamis (6/1) pukul 17.30 WIB. "Semua peristiwa itu diawali hujan lebat selama berjam-jam," ujar Indra.

Indra pun mengingatkan warga untuk siaga dan waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi. Apalagi, Kabupaten Kuningan memasuki puncak musim hujan pada bulan ini.

Hal senada diungkapkan Forecaster Badan Metorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn. Dia mengatakan, pada Januari 2022 ini, Wilayah Ciayumajakuning, termasuk Kabupaten Kuningan, diprakirakan memasuki puncak musim hujan.

Faiz menjelaskan, pertumbuhan awan hujan Cumulonimbus saat ini semakin meningkat. Hal itu menyebabkan potensi cuaca ekstrem juga semakin meningkat.

"Potensi cuaca ekstrim yang bisa terjadi seperti angin puting beliung, hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir serta hujan es," ujar Faiz.

Faiz pun meminta masyarakat untuk mewaspadai berbagai bencana sebagai dampak dari potensi cuaca ekstrim itu. Adapun potensi bencana yang harus diwaspadai di antaranya adalah angin kencang dan puting beliung, banjir, banjir bandang maupun longsor. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement