Ahad 09 Jan 2022 15:28 WIB

Survei: Kondisi Ekonomi Nasional Dipersepsikan Buruk

Seiring pandemi persepsi kondisi ekonomi nasional buruk terus mengalami penurunan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Indira Rezkisari
Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi, Ahad (9/1/2022), mengatakan berhasil hasil survei nasional terbaru mayoritas responden mempersepsikan kondisi ekonomi nasional buruk.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi, Ahad (9/1/2022), mengatakan berhasil hasil survei nasional terbaru mayoritas responden mempersepsikan kondisi ekonomi nasional buruk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei nasional terbaru. Dalam survei yang digelar Desember 2021 tersebut, diketahui mayoritas responden mempersepsikan kondisi ekonomi nasional buruk.

"Total ada 33 persen masyarakat kita yang memandang keadaan ekonomi nasional masih buruk, yang mengatakan baik kurang lebih sekitar 24 persen baik atau sangat baik," kata Direktur Eksekutif Burhanuddin Muhtadi dalam webinar yang dilakukan secara daring, Ahad (9/1).

Baca Juga

Namun jika dilihat trennya, Burhanuddin mengatakan responden yang mempersepsikan kondisi ekonomi nasional buruk terus mengalami penurunan. Sebelumnya pada Mei 2020 diketahui kondisi ekonomi nasional pernah dipersepsikan buruk hingga 81 persen. Namun kini dalam survei terbaru, angkanya sudah berada di 33,2 persen. "Jadi ini kabar baiknya ada proses pemulihan ekomomi yang terus berjalan tapi masih lebih banyak mengatakan buruk ketimbang baik," ujarnya.  

Meskipun kondisi ekonomi nasional dikatakan buruk, namun survei menunjukkan kondisi ekonomi rumah tangga saat ini dinilai oleh responden lebih baik. Sebanyak 37,5 persen responden mengatakan kondisi ekonomi rumah tangga yang mengatakan lebih baik dan jauh lebih baik. Sedangkan yang mengatakan lebih buruk dan jauh lebih buruk sebanyak 29,5 persen. Hal itu dikatakan Burhanuddin baru pertama kali terjadi sejak pandemi.

"Jadi kalau dicek trennya ada crossing yang mengatakan membaik ekonomi rumah tangga itu banyak yang lebih baik dibanding yang buruk. Lagi-lagi kalau kita letakkan perspektif cukup panjang, ada perbaikan yang cukup signifikan dibanding tahun 2020 ketika pertama kali menghadapi pandemi," tuturnya

Diketahui survei dilakukan 6-11 Desember 2021 menggunakan metode multistage random sampling. Adapun total sampel sebanyak 2020 responden dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang tersebar proporsional di 34 provinsi.

Dari sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden dilakukan dengan wawancara tatap muka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement