Ahad 09 Jan 2022 13:59 WIB

Khatib yang Wasathiyah, MUI: Ceramahnya Menentramkan Umat

Pendidikan Khatib Washati bertujuan agar khatib berwawasan Wasathiyah.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Khatib atau penceramah memberikan tausiyah. (ilustrasi)
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Khatib atau penceramah memberikan tausiyah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pendidikan Khatib Washati bertujuan agar khatib berwawasan Wasathiyah. 

Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi mengatakan khatib atau dai harus berceramah dengan perkataan yang benar, bukan dengan kasar atau keras. Tidak dibenarkan melawan kemungkaran dengan kemungkaran yang lain.

Baca Juga

"Setiap dai harus berkata sesuai fakta dan memiliki bukti sesuai petunjuk Alquran dan sunnah,"ujar dia kepada Republika, Ahad (9/1/2022).

Khatib yang berwawasan wasathiyah harus mengedepankan perkataan mulia. Kyai Zubaidi mengingatkan jangan sampai ketika khatib berceramah dijadikan ajang saling ejek baik di kalangan internal umat Islam maupun kepada umat lain.

"Perkataan seorang khatib harus mengandung hikmah dan pengaruh positif kepada objek dakwah. Momen khutbah harus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan agama umat Islam, meningkatkan spiritualitas dan membangymun kedekatan dengan Allah SWT,"ujar dia.

Dengan adanya pemahaman tersebut, khatib bisa menjadi dai yang menentramkan kondisi umat dan senantiasa mempersatukan bangsa serta menjaga keutuhan NKRI. Sehingga negara yang dibangun oleh pendiri bangsa ini tetap utuh dipertahankan dengan damai, adil dan makmur. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement