Ahad 09 Jan 2022 08:45 WIB

Tiga Prinsip Muhammadiyah Hadapi Covid-19

Muhammadiyah menegaskan seluruh rangkaian menghadapai Covid-19 ini bentuk jihad keman

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ani Nursalikah
Tiga Prinsip Muhammadiyah Hadapi Covid-19. Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman menyampaikan paparan kepada media di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Senin (1/6). Menurutnya, Muhammadiyah tengah mengkaji aturannya dengan Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC)
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Tiga Prinsip Muhammadiyah Hadapi Covid-19. Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman menyampaikan paparan kepada media di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Senin (1/6). Menurutnya, Muhammadiyah tengah mengkaji aturannya dengan Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman mengatakan menghadapi pandemi Covid-19 Muhammadiyah menerapkan tiga nilai utama. Prinsip tersebut, yakni sesuai dengan prinsip imaniah yang benar, prinsip ilmiah yang benar dan prinsip harakah.

Dalam nilai imaniah yang benar, Agus mencontohkan, saat awal pandemi Covid-19, melalui media sosial banyak banyak beredar pesan mempertanyakan mengapa harus pakai masker. Orang merasa kalau memang jatahnya sakit, sembunyipun akan sakit.

Baca Juga

Padahal, dalil agama jelas, kita diperintahkan Rasulullah SAW janganlah kalian melakukan perbuatan yang membahayakan diri dan orang lain. "Prinsip ini yang oleh MCCC dikawal agar masyarakat hadapi pandemi dengan nilai-nilai iman yang benar," kata Agus.

Muhammadiyah menegaskan seluruh rangkaian menghadapai Covid-19 ini bentuk jihad kemanusiaan. Sehingga, menjadikan banyak sekali warga persyarikatan yang terus tertantang kalau ini merupakan jihad, ini panggilan ibadah dan panggilan dakwah.

 

Apalagi, lanjut Agus, Allah SWT dalam Alquran sudah menyebutkan barang siapa menyelamatkan satu kehidupan, baginya mendapat pahala seperti menyelamatkan seluruh kehidupan. Karenanya, itu dikawal agar masyarakat tidak salah sikap.

"Juga karena prinsip islam itu rahmatan lil alamin, tidak ada sekat agama, suku bangsa semua harus ditolong kalau untuk urusan kemanusiaan," kata Agus dalam monev Sigap Lawan Corona (Silana) yang digelar MDMC dan MCCC PP Muhammadiyah, Ahad (9/1).

Kedua, Agus menuturkan, Muhammadiyah mengawal gerakan menghadapi pandemi dengan prinsip ilmiah ilmu yang benar. Mengundang pakar-pakar, mengkaji sesuai ilmunya yang membidangi pandemi, berdiskusi agar yang dilakukan sesuai kaidah ilmiah.

"Terakhir, prinsip harakah, seluruh gerakan menghadapi pandemi ini harus menjadi gerakan terstruktur dan terkait lembaga lain. Sebab, tidak mungkin menyelesaikan pandemi sendirian," ujar Agus.

Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan menuturkan kegiatan ini dimaksudkan memonitor sejauh mana program Silana bisa diserap masyarakat luas. Sejauh mana mendapat pembelajaran dari program yang dilaksanakan pada kurun waktu tertentu.

Maka itu, Budi turut mengutip pesan langsung dari Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dalam Milad 109 Muhammadiyah pada 2021 terkait nilai-nilai ketauhidan untuk kemanusiaan dan memuliakan manusia. "Maka, Silana merupakan bagian dari program untuk memuliakan manusia, untuk menjaga kesehatan manusia," kata Budi.

Sekda Pemprov Jabar Setiawan Wangsaatmaja mendorong Universitas Muhammadiyah Bandung miliki jurusan kedokteran. Didasari pertimbangan Jabar harus tingkatkan kualitas pelayanan kesehatan, baik infrastruktur maupun sumber daya manusianya. 

"Saya melihat peran Universitas Muhammadiyah ini sangat amat strategis mencetak manusia-manusia unggul bidang kesehatan," ujar Setiawan dalam agenda yang juga meresmikan Kampus Sehat Covid-19 dan Poliklinik Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung.

Silana merupakan program penanggulangan Covid-19 kerja sama MDMC PP Muhammadiyah dengan Direct Relief dan dilaksanakan secara teknis lewat MCCC PP Muhammadiyah. Berfokus kepada diseminasi informasi mengenai Covid-19 dan pencegahan penularan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement