Sabtu 08 Jan 2022 23:48 WIB

Siloam: Tetap Waspada Omicron Agar tak Terjadi Gelombang Ketiga

Spesialis dari Siloam ungkap terlalu dini sebut Omicron hanya bergejala ringan

Logo Siloam Hospitals Group. Siloam Hospitals Semarang turut mengimbau masyarakat agar tetap waspada akan peningkatan penularan virus Corona varian  Omicron (B.1.1.529). Imbauan disampaikan melalui edukasi bincang kesehatan bertajuk: Kenali Varian Omicron, Cegah Gelombang ke Tiga pada kanal live Instagram, Jumat (07/01/2022) di kota Semarang, Jawa Tengah.
Foto: https://www.facebook.com/siloamhospitalsgroup
Logo Siloam Hospitals Group. Siloam Hospitals Semarang turut mengimbau masyarakat agar tetap waspada akan peningkatan penularan virus Corona varian Omicron (B.1.1.529). Imbauan disampaikan melalui edukasi bincang kesehatan bertajuk: Kenali Varian Omicron, Cegah Gelombang ke Tiga pada kanal live Instagram, Jumat (07/01/2022) di kota Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Siloam Hospitals Semarang turut mengimbau masyarakat agar tetap waspada akan peningkatan penularan virus Corona varian  Omicron (B.1.1.529). Imbauan disampaikan melalui edukasi bincang kesehatan bertajuk : "Kenali Varian Omicron, Cegah Gelombang ke Tiga" pada kanal live Instagram, Jumat (07/01/2022) di kota Semarang, Jawa Tengah. 

Mengacu pada data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Dokter Spesialis Patologi Klinik dari Siloam Hospitals Semarang, dr Nalurita Ng Sp PK mengatakan bahwa karakteristik virus varian baru Omicron yang cepat menular temasuk kemampuan virus guna menyebabkan suatu penyakit.

"Varian Omicron menjadi VOC (Varian of Concern) karena sifatnya yang sangat menular dan ada kemungkinan penurunan efektivitas alat diagnostic dan vaksin yang ada sekarang," tutur dr. Nalurita.

Melanjutkan penjelasannya, ia mengatakan bahwa varian menular dengan cepat dan dapat mere-infeksi penyintas atau yang sudah mendapatkan dosis vaksin. Meskipun hingga saat ini, resiko rawat inap, gejala berat bahkan kematian akibat Varian Omicron ini tergolong rendah.

"Namun hendaknya kita tetap waspada karena semakin banyak yang kena, semakin tinggi risiko kelompok rentan (lansia, anak-anak dan komorbid) untuk terkena, meningkatkan angka keterisian RS, RS penuh, lama-lama yang butuh penanganan bisa tidak tertangani," imbuh dia

Tes PCR Sebagai Deteksi Akurat

Sejak ditetapkannya status Pandemi Covid-19 pada Maret 2019, hingga saat ini virus Corona telah mengalami mutasi ke beberapa varian, yaitu Corona varian Alpha, Beta, varian Delta dan yang terkini adalah varian Omicron. Pemeriksaan yang paling ideal untuk mendeteksi infeksi virus Corona sampai saat ini dapat dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) atau Swab PCR test. Metode Swab test atau usap digunakan untuk mengambil sampel dari hidung dan tenggorokan. 

Baca juga : Serang Anak, Omicron Bisa Akibatkan Batuk Croup

Sementara itu, penelitian menjelaskan bahwa Varian Omicron lebih dominan di daerah 'Bronchus' tidak seperti varian delta yang lebih dominan di parenkim paru. Dari hal ini bisa diindikasikan betapa varian ini akan keluar menyebar apabila si 'carrier', hanya dengan batuk saja. Dan masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa varian of concern ini tidak berbahaya. dr. Nalurita Ng. Sp. PK., menjelaskan agar masyarakat memperhatikan MIS-C atau Multisystem Inflammatory Syndrome in Children yaitu kumpulan syndrome akibat COVID-19 pada anak-anak. Angka kejadian memang sedikit tetapi berisiko fatal sampai kematian.

"Ada banyak informasi tentang pengembangan virus yang beredar. Misalnya   virus Flurona' yang bukan varian baru dari Corona dan sebenarnya adalah "ko- infeksi" satu sama lainnya. Sedangkan "Delmicron" sendiri juga belum dapat disebut Varian Of Concern menurut para ahli WHO," ungkap dokter Nalurita.

Diakhir sesi edukasi, Nalurita mengingatkan agar masyarakat dapat secara bijak memilih informasi sesuai sumber yang jelas keakuratannya termasuk secara kontinyu menjalankan Protokol Kesehatan 5M + 3T + Vaksinasi dan tentunya hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi dan rutin berolahraga sebagai kunci penting dalam melewati Pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement