Sabtu 08 Jan 2022 08:48 WIB

Cegah Amputasi, Jangan Abaikan Masalah Kaki Diabetesi

Tangani masalah di kaki pengidap diabetes agar tak sampai harus diamputasi.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Reiny Dwinanda
Tes gula darah (Ilustrasi). Diabetes dapat dikendalikan. Waspadai jika terjadi masalah kaki agar tak sampai diamputasi.
Foto: Prayogi/Republika.
Tes gula darah (Ilustrasi). Diabetes dapat dikendalikan. Waspadai jika terjadi masalah kaki agar tak sampai diamputasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah kaki menjadi komplikasi paling umum yang dialami pengidap diabetes tipe 2. Gangguan itu terjadi akibat tingginya kadar gula darah yang lambat laun dapat merusak saraf tepi (neuropati perifer).

Meskipun membutuhkan waktu untuk berkembang di dalam aliran darah, neuropati perifer bisa menjadi serius dalam waktu cepat. Penderitanya mungkin memerlukan amputasi anggota tubuh bila terlambat ditangani.

Baca Juga

"Seiring waktu, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak sistem saraf, pembuluh darah, mata, jantung, dan ginjal," ungkap edukator diabetes tersertifikasi dan pendiri Nutrition Defined, Ridhima Batra, seperti dikutip dari Indian Express, Jumat (7/1/2022).

Kerusakan saraf yang dipicu oleh diabetes dapat dikenali dengan hilangnya segala bentuk sensasi di tungkai bawah. Orang yang mengalaminya bahkan bisa mati rasa di bagian kakinya.

Secara kolektif, faktor-faktor ini dapat memberi tekanan pada tulang, persendian, dan kulit. Saat berjalan, perlahan kondisi itu bisa merusak kulit kaki.

Waspadai bila terjadi luka di kaki. Masalah ini juga dapat berkembang menjadi buruk karena sirkulasi darah yang kurang lancar.

Luka tersebut mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Akibatnya, pasien dapat mengembangkan gangren, yakni suatu keadaan yang ditandai dengan kematian jaringan yang disebabkan oleh infeksi dan kekurangan suplai darah.

Dikutip dari Times Now News, Jumat (7/1/2022), satu-satunya pengobatan yang tersisa dalam kasus ini adalah amputasi kaki atau sebagian dari kaki. Begitu infeksi menyebar ke darah, itu bisa berakibat fatal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement