Jumat 07 Jan 2022 17:53 WIB

Setahun Penyerangan Capitol, Biden Sebut Kebohongan Trump Ancaman Demokrasi AS

Biden mengatakan jaringan kebohongan yang disebarkan Trump merusak demokrasi AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Presiden Joe Biden berbicara dari Statuary Hall di US Capitol untuk menandai peringatan satu tahun kerusuhan 6 Januari di US Capitol oleh para pendukung setia kepada Presiden Donald Trump, Kamis, 6 Januari 2022, di Washington. Biden mengatakan jaringan kebohongan yang disebarkan Trump merusak demokrasi AS.
Foto: AP/Michael Reynolds/Pool EPA
Presiden Joe Biden berbicara dari Statuary Hall di US Capitol untuk menandai peringatan satu tahun kerusuhan 6 Januari di US Capitol oleh para pendukung setia kepada Presiden Donald Trump, Kamis, 6 Januari 2022, di Washington. Biden mengatakan jaringan kebohongan yang disebarkan Trump merusak demokrasi AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan jaringan kebohongan yang disebarkan Donald Trump merusak demokrasi AS. Hal ini ia sampaikan dalam peringatan satu tahun penyerangan yang dilakukan pendukung Trump ke Capitol Hill pada Januari 2021 lalu.

Pidato itu ia berikan di tempat para perusuh memecahkan kaca, menyerang polisi, dan membuat anggota parlemen menyelamatkan diri. Biden mengatakan klaim palsu Trump mengenai kecurangan dalam pemilihan umum 2020 merusak supremasi hukum dan membatalkan pemilihan di masa depan.

Baca Juga

"Mantan presiden Amerika Serikat telah menciptakan dan menyebarkan jaringan kebohongan mengenai pemilihan 2020. Ia melakukannya karena ia lebih menghargai kekuasaan daripada prinsip, ia tidak bisa menerima kekalahan," kata Biden, Jumat (7/1/2022).

Biden tidak pernah benar-benar mengucapkan nama Trump dalam pidatonya yang berdurasi 25 menit. Pada wartawan ia mengatakan dirinya mencoba fokus pada ancaman terhadap sistem politik Amerika bukan pada Trump sendiri.

Biden mengawali pidatonya dengan menyinggung Trump yang selama tahun pertamanya di Gedung Putih fokus mengejar agendanya sendiri. Trump mengeluarkan tiga pernyataan usai pidato Biden. Ia menuduh Biden memecah belah negara dan kembali mengulang klaim palsunya mengenai pemilihan presiden.

Selama berkuasa, perilaku Trump dalam satu tahun terakhir keluar dari norma. Tidak seperti mantan presiden AS lainnya, ia menolak hasil pemilihan dan menekan anggota Partai Republik untuk mengubah hasil pemilu tapi ia gagal melakukannya.

Klaim-klaim palsunya telah mendorong Partai Republik di tingkat negara bagian meloloskan undang-undang yang mereka nilai penting untuk mencegah kecurangan pemilu. Penelitian menunjukan sangat jarang pemilu AS dicurangi.

Anggota Partai Demokrat, beberapa anggota Partai Republik, dan banyak pakar indepen mengatakan penolakan Trump yang terus menerus membuat semakin kecil penyerahan kekuasaan di AS berjalan dengan damai. Terutama ketika marjin suaranya lebih kecil dibandingkan pemilihan 2020 ketika Biden memenangkan 7 juta suara.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement