Jumat 07 Jan 2022 16:36 WIB

Kisah Penerima Bantuan Ekonomi Umat Kemenag, Omzet Bertambah dan Buka Cabang Baru

Sejak mendapatkan bantuan modal usaha, pendampingan dan pelatihan, usahanya meningkat

Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung sejak 2020 lalu sangat berdampak negatif, tidak hanya pada kesehatan, melainkan juga perekonomian masyarakat. Hal ini yang dirasakan oleh Siti Nurlela, pemilik Kedai Abehumi yang menjual roti bakar dan berbagai makanan olahan lainnya.
Foto: istimewa
Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung sejak 2020 lalu sangat berdampak negatif, tidak hanya pada kesehatan, melainkan juga perekonomian masyarakat. Hal ini yang dirasakan oleh Siti Nurlela, pemilik Kedai Abehumi yang menjual roti bakar dan berbagai makanan olahan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung sejak 2020 lalu sangat berdampak negatif, tidak hanya pada kesehatan, melainkan juga perekonomian masyarakat. Hal ini yang dirasakan oleh Siti Nurlela, pemilik Kedai Abehumi yang menjual roti bakar dan berbagai makanan olahan lainnya. 

Kedai Abehumi yang didirikan oleh Lela dan suaminya pada 2019 lalu, sempat menutup usahanya selama beberapa pekan karena sama sekali tidak ada pembeli saat pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di seluruh wilayah zona merah seperti DKI Jakarta. 

Baca Juga

"Karena bahan baku kita itu roti dan makanan olahan nggak bisa tahan lama, roti itu cuma bisa tahan dua-tiga hari, setelah itu pasti jamuran," jelas Lela kepada tim pemberitaan Bimas Islam, Kamis (6/1/2022). 

Setelah mendapatkan informasi tentang adanya bantuan percontohan ekonomi umat dari Penyuluh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Duren Sawit, Lela mencoba untuk mengajukan proposal agar bisa mendapatkan bantuan tersebut. 

"Alhamdulillah, setelah mendapatkan bantuan tersebut, kami membuka kembali Kedai Abehumi ini. Sejak minggu kemarin, kami juga sudah buka cabang di Kampung Tipar, nggak jauh dari sini," kata Lela. 

Lela mengaku, sejak mendapatkan bantuan modal usaha, pendampingan, dan pelatihan dari Penyuluh KUA Duren Sawit dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al-Azhar, omzet usahanya kini sudah mulai meningkat. "Kita jadi tahu ilmunya bagaimana promosi melalui sosial media, itu yang saya paling saya rasakan manfaatnya karena cukup berhasil mendatangkan pembeli ke sini," tuturnya. 

Sementara itu, Penyuluh Agama Honorer KUA Kecamatan Duren Sawit, Syukron Makmun mengaku selalu memberikan pendampingan setiap dua pekan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha para penerima manfaat setelah mendapatkan bantuan dari program percontohan ekonomi umat. "Kedai Abehumi ini telah memenuhi syarat kelompok sasaran yakni pasangan pengantin muda dan usahanya terdampak pandemi Covid-19," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement