Jumat 07 Jan 2022 14:40 WIB

Dubes Saudi: Akhiri Hegemoni Hizbullah!

Nasrallah sebelumnya menuduh Saudi telah mengobarkan semangat terorisme.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Hizbullah, sayap militer Lebanon.
Foto: Reuters
Hizbullah, sayap militer Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Duta Besar Arab Saudi untuk Lebanon Waleed Bukhari mengecam Hizbullah pada Kamis (6/1). Dia menyerukan partai-partai politik Lebanon untuk memprioritaskan kepentingan negara dan mengakhiri hegemoni teroris.

"Riyadh berharap bahwa partai-partai politik akan memberikan prioritas pada kepentingan tertinggi Lebanon... dan mengakhiri hegemoni teroris Hizbullah atas setiap aspek negara," kata Bukhari dikutip dari Al Arabiya.

Baca Juga

Komentar Bukhari dibuat beberapa hari setelah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah melancarkan kecaman terhadap Arab Saudi dan para pemimpinnya.  Nasrallah menuduh Saudi telah mengobarkan terorisme dan mengirim pengebom bunuh diri ke Suriah, Irak, dan Yaman. "Aktivitas teroris Hizbullah dan perilaku militer regional mengancam keamanan nasional Arab,” kata Bukhari menyinggung pernyataan Nasrallah.

Bukhari mengatakan bahwa hubungan antara Beirut dan Riyadh terlalu dalam untuk dipengaruhi oleh komentar yang tidak bertanggung jawab. "Kami menyerukan kepada pemerintah Lebanon untuk menghentikan kegiatan yang mempengaruhi Kerajaan dan Teluk," katanya.

Bukhari menambahkan bahwa Arab Saudi sangat ingin mendukung rakyat Lebanon. "[Arab Saudi] dan komunitas internasional berbagi tanggung jawab untuk menjaga stabilitas dan kedaulatan Lebanon," ujarnya.

Hubungan Lebanon dengan negara-negara Teluk telah memburuk sejak pecahnya perang Suriah dan dukungan Hizbullah untuk Houthi di Yaman. Arab Saudi menarik duta besarnya dari Beirut dan beberapa negara Teluk lainnya mengikuti tindakan itu tahun lalu. Tindakan ini muncul setelah menteri Lebanon menyuarakan dukungan untuk Houthi dan mengkritik Arab Saudi.

Menyalahkan Riyadh

Nasrallah menyalahkan Riyadh yang mengirim penyerang bunuh diri Saudi ke Suriah dan Irak serta untuk perang di Yaman. "Teroris adalah siapa pun yang menyandera ratusan ribu atau puluhan ribu orang Lebanon dan mengancam negara Lebanon dengan mengusir mereka,” kata Nasrallah dalam rapat umum yang menandai ulang tahun kedua pembunuhan AS terhadap jenderal top Iran Qassem Soleimani di Baghdad.

Pernyataan Nasrallah selama pidatonya di Beirut datang sebagai tanggapan atas komentar Raja Salman. Pemimpin Saudi itu meminta Lebanon dalam pidatonya pekan lalu untuk mengakhiri kendali teroris Hizbullah atas Lebanon.

Duta Besar Saudi untuk Lebanon Waleed Bukhari segera menanggapi setelah pidato Nasrallah dengan kicauan yang menyebut komentar pemimpin Hizbullah itu sebagai kebohongan.

Komentar itu muncul ketika pihak berwenang Lebanon berusaha memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi yang mencapai titik terendah baru pada Oktober. Riyadh menarik duta besarnya dari Beirut dan melarang semua impor Lebanon.

Langkah Saudi itu menyusul komentar Menteri Penerangan Lebanon George Kordahi yang mengatakan dalam sebuah wawancara televisi bahwa perang di Yaman itu sia-sia. Dia menyebut perang tersebut sebagai agresi oleh koalisi pimpinan Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement