Jumat 07 Jan 2022 10:22 WIB

KH Anwar Abbas Minta UNHCR dan Indonesia Perhatikan Nasib Pengungsi

Kondisi pengungsi yang berada di Indonesia dinilai memprihatinkan

Rep: Ali Yusuf/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah pengungsi luar negeri antre untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 di salah satu tempat penampungan pengungsi di Pekanbaru, Sabtu (5/6/2021). Satgas Penanganan Pengungsi bersama International Organization for Migration (IOM) melakukan vaksinasi COVID-19 untuk 670 pengungsi dewasa dari luar negeri yang berada di Pekanbaru di empat lokasi penampungan.
Foto: Antara/Rony Muharrman
Sejumlah pengungsi luar negeri antre untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 di salah satu tempat penampungan pengungsi di Pekanbaru, Sabtu (5/6/2021). Satgas Penanganan Pengungsi bersama International Organization for Migration (IOM) melakukan vaksinasi COVID-19 untuk 670 pengungsi dewasa dari luar negeri yang berada di Pekanbaru di empat lokasi penampungan.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah KH Anwar Abbas meminta pemerintah Indonesia dan United Nations High Commisioner For Refugees (UNHCR) memberikan perhatian khusus terhadap persoalan pengungsi.

"PBB dan Pemerintah Indonesia harus memberikan perhatian serius terhadap para pengungsi dari Afghanistan, Rohingya dan Myanmar," kata KH Anwar Abbas saat dihubungi Republika, Jumat (7/1/2022).

KH Anwar mengatakan, saat ini para pengungsi berada di beberapa kota di tanah air. Kondisi mereka saat ini di tempat-tempat penampungan dinilainya begitu memprihatikan.

"Keadaan dan kesengsaraan yang mereka alami  tampak sudah sangat berat," katanya.

Sementara kata KH Anwar, kepastian tentang nasib dan masa depan para pengungsi juga tidak kunjung ada kejelasan. Menurutnya, wajar jika para pengungsi selalu menggelar aksi-aksi.

"Cukup banyak dari mereka yang sudah stress dan tidak tahu lagi tahu harus berbuat apa," katanya.

KH Anwar memahami betul aksi pengungsi seperti gerakan jahit mulut di Pekanbaru atau bahkan aksi bakar diri di depan kantor UNHCR di Meda merupakan bentuk protes keras. Maka, sudah sapatutnya UNHCR memberikan perhatian lebih besar kepada mereka.

"Sebagai tanda protes dan ungkapan keprihatinan dan demi mendapatkan perhatian serius dari masyarakat dunia terutama PBB maka mereka tidak segan-segan melakukan aksi jahit mulut dan bakar dirinya," katanya.

Atas nama kemanusiaan, KH Anwar meminta Pemerintah dan UNHCR tidak membiarkan masalah ini terus berlanjut. "Untuk itu PBB dan pemerintah indonesia harus secepatnya bisa mencarikan solusi dan atau jalan keluar bagi kebaikan nasib dan masa depan mereka," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement