Kamis 06 Jan 2022 19:32 WIB

Bergabungnya Onana Diharapkan tak Buat Kacau Suasana Ruang Ganti Inter

Di saat yang sama, kiper utama Inter, Samir Handanovic baru memperpanjang kontrak.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Kiper yang akan segera merapat ke Inter, Andre Onana.
Foto: EPA-EFE/Bo Amstrup
Kiper yang akan segera merapat ke Inter, Andre Onana.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Andre Onana akan segera menjalani tes medis di Inter Milan. Jika semua berjalan lancar, setelah musim ini berakhir, ia bakal pindah ke Inter secara gratis.

Pada saat bersamaan, Nerazzurri bakal memperpanjang masa tugas Samir Handanovic. Kiper asal Slovenia itu diprediksi menjalani kampanye terakhirnya di La Beneamata hingga penghujung musim 2022/23. 

Baca Juga

Artinya, pada musim depan, ada dua penjaga gawang berkelas di kamar ganti Inter Milan. Mantan kiper Inter, Gianluca Pagliuca berharap pelatih Simone Inzaghi bisa membuat keputusan terbaik. Jangan sampai situasi di Paris Saint Germain, terjadi juga di eks klubnya.

Menurut Pagliuca, Handanovic masih menunjukkan performa berkelas. Kendati eks Udinese itu telah berusia 37 tahun. Ia membuat Nerazzurri tak terkalahkan lebih dari 500 menit di pentas Serie A musim ini.

Tapi ia juga melihat Inter membuat keputusan tepat ketika merekrut Onana. Sekarang semua kembali pada keputusan Inzaghi. Bagaimana sang arsitek mengatur agar berbagai pihak tak merasa dirugikan.

"Dia harus menghindari kekacauan seperti di PSG. Saya tidak berpikir, Onana akan menjadi starter reguler sejak awal. Tapi terlebih dahulu dia memainkan beberapa pertandingan di Coppa Italia dan Serie A," kata Pagliuca kepada Sky, dikutip dari Football Italia, Kamis (6/1/2022).

Ia menyinggung situasi di Les Parisiens. Elite Prancis itu memiliki dua kiper kelas dunia. Ada Gianlugi Donnarumma juga Keylor Navas.

Tetapi baik Donnarumma maupun Navas, tidak pernah tahu siapa yang berstatus penjaga gawang utama Paris SG. "(Mauricio) Pochettino tidak menangani situasi ini dengan baik," ujar Pagliuca.

Ia menilai berbagai keputusan Pochettino kurang masuk akal. Contohnya ketika Donnarumma bermain baik di satu pertandingan, maka tak ada jaminan yang bersangkutan bakal menjadi starter di partai berikutnya. Begitu juga dengan Navas.

"Semuanya tampak cukup acak. Akan lebih logis, jika dia memilih satu orang untuk fokus di liga, satunya lagi bermain untuk pertandingan Piala," tutur Pagliuca.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement