Kamis 06 Jan 2022 16:19 WIB

Ancaman Covid-19 Jelang Laga Juventus Vs Napoli

Napoli diberi izin oleh ASL Napoli 1 untuk melakukan perjalanan ke Turin.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Muhammad Akbar
Virus Covid-19 (ilustrasi)
Foto: www.wikimedia.org
Virus Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TURIN --Jelang pertandingan besar di Serie A, Napoli diberitahu bahwa tiga pemain, Piotr Zielinski, Amir Rrahmani dan Stanislav Lobotka harus dikarantina.

Meskipun ikut pergi ke Turin untuk pertandingan melawan Juventus, tapi kemungkinan pemain lain hanya dapat menghadapi Si Nyonya Tua dengan mengenakan masker.

Penafsiran keputusan Pemerintah Italia terbaru menyebabkan berbagai macam masalah. Meskipun secara teknis tidak banyak pemain yang perlu karantina walau ada kontak dekat dengan yang dites positif, detail pasti apa yang mereka boleh lakukan masih simpang siur.

Aturan hanya menyebutkan mereka yang bebas karantina harus sudah vaksin kedua atau ketiga dalam 120 hari terakhir.

Napoli diberi izin oleh ASL Napoli 1 untuk melakukan perjalanan ke Turin. Tapi setelah tiba, klub diberitahu oleh ASL Napoli 2, yang mencakup area berbeda di kota itu, bahwa tiga pemain tidak sesuai dengan keputusan baru dan tidak dibebaskan dari karantina.

Itu karena Zielinski, Rrahmani dan Lobotka tidak mendapatkan suntikan terakhir dalam 120 hari. Mereka diperintahkan untuk karantina dan mengisolasi diri di rumah. Tapi situasi menjadi rumit karena ketiganya sudah ada di Turin.

Bahkan mereka yang sesuai dengan UU pembebasan karantina mungkin belum tentu diizinkan bermain. Karena aturan menyatakan, hanya boleh keluar rumah dengan mengenakan masker tingkat FFP2.

Ini menimbulkan tafsir, apakah pemain harus menggunakan masker di lapangan? Seperti yang sering terjadi di Italia, tidak ada kejelasan dan dekit tersebut terbuka untuk interpretasi. Belum sampai di situ.

Karena pertandingan digelar di Turin, ASL Torino juga harus terlibat. Di hari yang sama, ASL Torino melarang Torino untuk melakukan perjalanan yang direncanakan melawan Atalanta karena kasus Covid.

Situasi makin rumit, karena setiap ASL, yang merupakan otoritas kesehatan setempat, berpikir merekalah yang bertanggung jawab. Tapi otoritas sepak bola mengabaikan ASL. Musim lalu, pertandingan Juventus dan Napoli juga mengalami kehebohan yang berujung pada pengadilan.

Sebabnya, otoritas kesehatan lokal melarang Napoli berangkat ke Turin, setelah hasil tes positif Piotr Zielinski. Bianconeri akhirnya diberikan kemenangan 3-0, dan Partenopei melakukan banding. Napoli menang lewat jalur hukum dan pertandingan digelar ulang.

Direktur Otoritas Kesehatan Lokal Napoli Antonio D'Amore, menyebut kekhawatiran merebaknya varian Omikron semakin meningkat.

''Beberapa pemain harus kembali dari liburan mereka dan saya tidak berpikir Fabian Ruiz bisa kembali dari Spanyol dengan mudah. Ini pasti situasi yang harus dipantau,'' kata D'Amore, dikutip dari Football-italia, Kamis (6/1/2022).

Lega Serie A menggelar pertemuan darurat tadi malam. Tapi mereka tidak memutuskan untuk menunda pertandingan. Padahal, Bologna, Salernitana, Torino dan Udinese diperintahkan untuk karantina.

Hal ini tentu menimbulkan kebingungan, dan bisa berlanjut ke ranah hukum. Serie tetap berpegang pada protokol sepak bola, yang memaksa pertandingan tetap berjalan selama setidaknya ada 13 pemain tersedia, termasuk kiper.

Tapi, protokol itu juga tertulis bahwa ASL memiliki hak untuk mengatur dan memerintahkan tim menjalani karantina. Hal itulah yang dilakukan ASL untuk Bologna, Salernitana, Torino dan Udinese, yang semuanya paling tidak memiliki tujuh kasus Covid-19 di dalam skuad. Sehingga dianggap sebagai kluster atau wabah.

Artinya, akan ada potensi pengulangan kasus pada 22 Desember antara Udinese vs Salernitana dan Oktober 2020 Juventus vs Napoli. Satu tim dan wasit akan menghadap ke stadion yang kosong, menunggu 45 menit dan kemudian menyatakan pertandingan dihentikan karena lawan tidak berpartisipasi.

Tim yang tidak hadir dinyatakan kalah 3-0 dan bisa mendapat satu poin. Tapi Lega Serie A sebelumnya kalah banding oleh Napoli pada 2021, dan itu bisa jadi preseden, karena disepakati pertandingan harus diulang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement