Kamis 06 Jan 2022 15:53 WIB

Kamu Mau Ikut UTBK SBMPTN? Jangan Lupa Buat Akun LTMPT Baru

Peserta dari lulusan 2020 dan 2021 juga wajib membuat akun LTMPT baru.

Rep: Ronggo Astungkoro / Red: Ratna Puspita
Calon peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) wajib membuat akun Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) baru. (Foto: UTBK SBMPTN)
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Calon peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) wajib membuat akun Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) baru. (Foto: UTBK SBMPTN)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) wajib membuat akun Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) baru. Itu berlaku juga terhadap calon peserta yang berasal dari lulusan tahun 2020 dan 2021 yang hendak mencoba kembali UTBK SBMPTN. 

"Lulusan tahun 2021 dan 2020 itu mohon perhatiannya, pembuatan akun LTMPT baru 14 Februari-17 Maret 2022 dan sifatnya wajib," kata Ketua Pelaksana LTMPT 2022, Budi Prasetyo Widyobroto, dalam diskusi daring, Kamis (6/1). 

Baca Juga

Menurut Budi, pembuatan akun LTMPT baru penting untuk dilakukan karena melihat adanya perubahan sistem, terutama perubahan di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) terkait siswa yang sudah lulus. Dengan adanya perubahan sistem itu, akun LTMPT lama tidak lagi berlaku tahun ini. 

"Semua adik-adik yang lulus tahun 2021-2020 akan mengikuti UTBK SBMPTN membuat akun LTMPT baru. Yang kemarin tidak berlaku," terang Budi. 

Pada kesemparan itu, Budi juga mengingatkan para peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2022 yang sudah diterima tidak diizinkan untuk mendaftar UTBK SBMPTN. Dia mengungkapkan, masih kerap ditemukan peserta SNMPTN yang sudah dinyatakan lolos, namun tidak mendaftar ulang. 

"Akhirnya tidak bisa ikut SBMPTN, banyak perguruan tinggi negeri dan swasta itu jalur mandiri harus mengikuti UTBK SBMPTN," kata dia. 

Perihal itu, Ketua LTMPT, Mochamad Ashari, telah mengingatkan soal adanya sejumlah PTN yang menerapkan kebijakan "daftar hitam" kepada sekolah yang siswanya diterima SNMPTN tapi tidak mengambilnya. Menurut dia, kebijakan tersebut bukan merupakan instruksi dari LTMPT. 

"Kalau tidak masuk sehingga berikutnya ada perguruan tinggi yang melakukan blacklist, itu perguruan tinggi masing-masing ada yang melakukan itu, tapi tidak semua," ungkap Ashari dalam konferensi pers di Kemendikbudristek, Jakarta, Selasa (4/1/2022). 

Ashari mengatakan, persaingan dalam SNMPTN, yang merupakan seleksi berdasarkan nilai akademik atau dengan prestasi lainnya, sangatlah ketat. Dari keseluruhan pendaftar, nantinya hanya ada 20 persen calon mahasiswa yang akan diterima lewat jalur SNMPTN.

Karena itu, ia mengatakan, amat disayangkan jika ada yang mendapatkannya tapi tidak diambil. "Karena persaingan ketat, sudah diterima tidak dimasuki, perguruan tinggi jadi pusing juga ada kursi kosong," jelas rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember itu. 

Karena itu, dia menyatakan, agar tidak ada yang dimasukkan ke dalam daftar hitam, maka sekolah perlu memberikan pengertian kepada para peserta didiknya untuk memilih dengan baik, yang sesuai dengan minat mereka. Jika yang diminati hanya satu maka bisa memilih hanya satu jurusan saat melakukan pendaftaran. 

"Sekolah mari ikut memberikan perhatian pada anak-anak, jangan sampai kena penalti, pilih satu saja yang paling suka agar itu masuk," kata dia. 

Selain itu, dia juga menjelaskan, kebijakan tahun ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni para pendaftar SNMPTN yang sudah diterima tidak diperkenankan untuk mendaftar di SBMPTN. Dengan demikian, para pendaftar harus memikirkan dengan baik pilihannya. 

Baca juga: Survei: 31,5 Persen Siswa Percaya RS Mengcovidkan Pasien 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement