Kamis 06 Jan 2022 13:57 WIB

Pabrik Pencemar Limbah B3 di Tangerang Dihentikan Sementara

Pihak pabrik harus selesaikan izin Amdal dan memperbaiki pengelolaan limbahnya.

Sungai yang tercemar akibat pembuangan limbah dari pabrik (ilustrasi).
Foto: Septianjar Muharam
Sungai yang tercemar akibat pembuangan limbah dari pabrik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Kabupaten Tangerang, Banten menghentikan sementara kegiatan operasi pabrik milik PT Sinar Logam Indonesia (PT SLI) di Desa Sentul, Kecamatan Balaraja. Karena adanya pencemaran limbah bahan beracun dan berbahaya (B3).

"Intinya untuk kesepakatan hari ini, pihak perusahaan untuk menghentikan usaha. Baik itu produksi ataupun operasional, sampai ada kesepakatan serta perjanjian dengan warga terkait pengendalian pencemaran udara itu," kata Kepala Seksi (Kasi) Bina Hukum DLHK Kabupaten Tangerang, Sandi Nugraha usai melakukan pertemuan antara PT SLI dan warga Sentul.

Baca Juga

Ia menjelaskan, dalam kesepakatan bersama antara DLHK, PT SLI dan warga setempat, bahwa pihak pengelola itu harus terlebih dahulu menyelesaikan terkait izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) dan memperbaiki pengelolaan limbah hasil produksinya. Sehingga nantinya agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan udara dan air.

"Jadi selama ini perusahaan itu melakukan kegiatan operasi tanpa adanya pengendalian lingkungan, sehingga terjadi protes dari masyarakat. Namun perusahaan tetap ingkar, dan saat ini ditekankan kepada perusahaan untuk menyelesaikan izin Amdal," katanya.

Ia menyebutkan, saat ini PT SLI dalam pembinaan DLHK Tangerang dengan sesuai ketentuan yang ada, seperti sudah memiliki izin pendirian bangunan untuk kegiatan operasi.

"Dan terkait izin pendirian bangunan sesuai di dokumen, memang mereka peruntukanya lebih ke pabrik dan gudang. Dan itu juga yang menerbitkan pihak DLHK Provinsi," ujarnya.

Ia menambahkan, jika nantinya PT SLI masih tetap tidak memenuhi persyaratan izin Amdal dan ditemukan masih melakukan kegiatan operasi, maka pihaknya akan memberikan sanksi yang lebih tegas atau sampai dilakukan penutupan total.

"Tentunya nanti kita akan menyampaikan surat rekomendasi kepada DLHK Provinsi terkait evaluasi masalah izin Amdal-nya, kemudian kita akan lakukan juga uji laboratorium. Dan nanti jika terbukti salah akan diberi sanksi yang berlaku," ujar dia.

Sementara itu, Penanggung Jawab K3 Lingkungan dan Kuasa Hukum PT SLI, Afandi Adit mengatakan pihaknya akan segera memperbaiki terkait soal izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) dan pengelolaan limbah hasil produksinya.

"Ya, kita berkomitmen akan berusaha segera memperbaiki. Dan saat ini sementara operasi pabrik kami stop dulu sampai ada kesepakatan antara PT SLI dan warga sekitar," katanya.

Ia mengaku, terkait legalitas perusahaan selama ini pihaknya telah memenuhi dan memiliki izin resmi dari pemerintah setempat. Hanya saja, lanjutnya, untuk perizinan Amdal pihaknya masih dalam pemenuhan.

"Ke depan kita akan lakukan pertemuan lagi bersama warga, terkait menentukan perjanjian dan kesepakatan bersama warga," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga Kampung Cengkok, Desa Sentul, Kecanatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (2/1) menggelar aksi unjuk rasa untuk menuntut penutupan pabrik logam milik PT Sinar Logam Indonesia (PT SLI) karena dianggap telah mencemari polusi lingkungan sekitar.

Dalam aksi itu, puluhan warga mendatangi kantor Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang untuk menyampaikan aspirasinya. "Kami menurut kepada PT SLI untuk ditutup, dengan alasan sangat membahayakan warga sekitar dan lingkungan dari dampak bahan baku B3 zinkitu," kata tokoh masyarakat Desa Sentul, Muhkam Hudaya usai melakukan audensi bersama aparat pemerintah Kecamatan Balaraja, di Tangerang.

Menurutnya, selain permasalahan izin yang belum dituntaskan, kehadiran pabrik tersebut juga sudah sangat membahayakan bagi kesehatan warga dan lingkungan sekitar. Ini akibat tidak adanya pengelolaan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement