Kamis 06 Jan 2022 07:50 WIB

Italia Wajibkan Vaksin Covid-19 Bagi Warga di Atas 50 Tahun

Italia mewajibkan vaksin Covid-19 demi meringankan tekanan pada layanan kesehatan

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Petugas polisi Italia menerima vaksinasi mereka terhadap COVID-19 di pusat vaksinasi yang didirikan di gym barak polisi di Roma, Jumat, 10 Desember 2021. Italia mewajibkan vaksin Covid-19 demi meringankan tekanan pada layanan kesehatan. Ilustrasi.
Foto: AP/Alessandra Tarantino
Petugas polisi Italia menerima vaksinasi mereka terhadap COVID-19 di pusat vaksinasi yang didirikan di gym barak polisi di Roma, Jumat, 10 Desember 2021. Italia mewajibkan vaksin Covid-19 demi meringankan tekanan pada layanan kesehatan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Italia mewajibkan vaksin Covid-19 bagi semua orang di atas 50 tahun. Italia menjadi satu dari beberapa negara Eropa yang mengambil langkah serupa. Kebijakan ini diambil untuk meringankan tekanan pada layanan kesehatan dan mengurangi angka kematian.

Kebijakan ini akan segera diberlakukan dan terus dilanjutkan hingga 15 Juni. Italia telah mencatat lebih dari 130 ribu kasus kematian sejak virus corona pertama kali muncul di negara itu pada Februari 2020. Italia merupakan negara dengan angka kematian tertinggi kedua di Eropa setelah Inggris.

Baca Juga

Pemerintah Perdana Menteri Mario Draghi sudah mewajibkan vaksin bagi guru dan petugas kesehatan. Sejak Oktober lalu semua pegawai harus menunjukkan bukti  telah divaksin atau hasil tes Covid-19 negatif untuk dapat masuk ruang kerja.

Bagi pegawai yang menolak kebijakan ini akan diskors tanpa gaji tapi tidak dipecat. Dekret ini menghapus pilihan memberikan bukti hasil tes negatif bukannya bukti vaksin. Belum diketahui sanksi apa yang diberikan bagi yang melanggar kebijakan yang mulai berlaku pada 15 Februari itu.

Dekret tersebut disetujui setelah rapat kabinet selama dua setengah jam. Hal ini menunjukkan terdapat keretakan di pemerintahan koalisi multipartai Draghi.  

"Langkah hari ini bertujuan agar rumah-rumah sakit kami berfungsi dengan baik dan di saat yang sama tetap membuka sekolah dan aktivitas bisnis," kata Draghi pada kabinetnya seperti dikutip juru bicaranya, Kamis (6/1).

Para menteri dari League yang berhaluan kanan mengeluarkan pernyataan untuk menjaga jarak dari kebijakan 50 tahun ke atas itu. "(Kebijakan ini) tanpa dasar ilmiah, mempertimbangkan mayoritas absolut yang masuk rumah sakit karena Covid berusia di atas 60 tahun," kata mereka.

League berhasil melunakkan rancangan dekret sebelumnya yang mengusulkan hanya orang dengan bukti vaksinasi atau baru pulih dari Covid-19 yang yang dapat memasuki ruang publik, toko non-esensial, bank, kantor pos, dan penata rambut. Dekret memutuskan tempat-tempat itu masih memberikan dua pilihan antara bukti vaksin atau hasil tes negatif.

Negara lain di Eropa seperti Austria mengumumkan rencana mulai bulan depan mewajibkan vaksinasi bagi yang berusia di atas 14 tahun. Sementara mulai 16 Januari Yunani akan mewajibkan vaksin bagi warga di atas 60 tahun.

Dampak virus corona varian Omicron yang sangat menular pada Italia lebih lambat dibanding negara-negara Eropa lainnya. Namun angka kasus infeksi merangkak naik pada beberapa pekan terakhir hingga menekan rumah sakit dan unit gawat darurat.

Dalam dua pekan terakhir rata-rata kasus kematian akibat Covid-19 lebih dari 150 per hari. Pada Rabu (5/1/2022) kemarin tercatat 231 kasus kematian dan 259 kematian pada Selasa (4/1/2022) lalu. Angka kasus infeksi hari Rabu kemarin juga tembus rekor yakni 189.109 kasus infeksi.

Berdasarkan data Ourworld, sekitar 74 persen warga Italia sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19. Sekitar enam persen hanya menerima satu dosis. Sebanyak 35 persen sudah menerima dosis ketiga atau booster.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement