Kamis 06 Jan 2022 00:39 WIB

Mewujudkan Pembelajaran Kimia Ideal 

Model pembelajaran ini dapat menjadi alternatif guru kimia di Indonesia.

Prof Dr päd H Wahyu Sopandi MA, Guru Besar UPI Bidang Pendidikan Kimia
Foto: Istimewa
Prof Dr päd H Wahyu Sopandi MA, Guru Besar UPI Bidang Pendidikan Kimia

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Prof Dr päd H Wahyu Sopandi MA, Guru Besar UPI Bidang Pendidikan Kimia

 

Pembelajaran kimia menyangkut tiga level yaitu makroskopik, submikroskopik dan simbolik. Kegiatan mempelajari level makroskopik ini, idealnya dilakukan melalui kegiatan percobaan. Namun, memerlukan banyak persiapan dan waktu jarang dilakukan. 

Hasil penelitian yang pernah kami lakukan menunjukkan, bahwa hasil belajar berupa pengetahuan level makroskopik tidak dipengaruhi apakah peserta didik melakukan percobaan atau tidak. Sekarang sudah banyak tayangan di internet yang dapat membantu peserta didik mempelajari level makroskopik. 

Level kedua dari ilmu kimia adalah level submikroskopik yang biasanya dijelaskan guru dalam pertemuan tatap muka atau tatap maya. Belajar level ini menuntut kemampuan peserta didik untuk berfikir abstrak. 

Proporsi penguasaan peserta didik akan level ini, biasanya lebih kecil dibanding pada dua level yang lain. Miskonsepsi level submikroskopik pada materi kimia anorganik lebih banyak ditemukan dibandingkan pada materi kimia organik. 

Ini ditenggarai terjadi karena kalau dalam belajar kimia organik ketika menuliskan reaksi kimia itu otomatis dituliskan juga rumus strukturnya. Sementara, dalam pembelajaran bidang kimia anorganik mungkin tidak seperti itu. Dengan demikian, banyaknya miskonsepsi pada level submikroskopik diduga karena kurang intensnya pembelajaran level ini.

Level ketiga adalah level simbolik. Simbol-simbol yang dipelajari merupakan representasi dari fenomena dan merupakan level yang paling abstrak. Belajar level ini mirip dengan belajar bahasa asing dalam hal ini Bahasa yang diguakan ahli kimia untuk mengkomunikasikan fenomena. 

Belajar level ini, juga tak jarang memerlukan kemampuan matematika. Ketika mempelajari level simbolik, seringkali dapat menurunkan minat peserta didik untuk belajar kimia karena kesulitan memahami Bahasa symbol tersebut. 

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar kimia yang utuh ini harus meliputi level makroskopik, submikroskopik, dan simbolik.

Salah satu cara yang dapat dipilih untuk membelajarkan peserta didik mengenai ketiga level tersebut dengan pertama-tama menunjukkan fenomena. Selanjutnya, adalah menujukkan model perubahan struktur sebelum dan sesudah reaksi. 

Penjelasan mengenai level ini dapat dipakai untuk melatih spatial ability yang ternyata dapat menjadi bekal kreatif dan inovatif serta menunjang keberhasilan dalam 80 persen bidang pekerjaan. Membelajarkan peserta didik mengenai level ini memerlukan konsep prasyarat tentang sifat diskontinu materi.

Jadi sebelum membelajarkan level submikroskopik dari materi perubahan sebaiknya dilakukan pembekalan sifat diskontinu materi yang memadai. Setelah tuntas membelajarkan level submikroskopik maka Langkah selanjutnya adalah mempelajari level simboliknya. Dalam mempelajari level ini, sebaiknya guru memastikan peserta didik memiliki keterkaitan antara level makroskopik dan simbolik dengan level submikroskopik jembatan di antara kedua level tadi.   

 

photo
Sejumlah pelajar melakukan simulasi pelajaran praktik di laboratorium kimia. - ANTARA/Anis Efizudin)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement