Rabu 05 Jan 2022 16:55 WIB

Imbal Hasil US Treasury Naik, IHSG Berakhir di Zona Merah

Imbal hasil US Treassury Note telah naik menembus 1,6 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas membersihkan lantai di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. IHSG pada Rabu (5/1) ditutup di zona merah karena tekanan kenaikan imbal hasil US Treassury.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Petugas membersihkan lantai di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. IHSG pada Rabu (5/1) ditutup di zona merah karena tekanan kenaikan imbal hasil US Treassury.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri reli kenaikannya pada perdagangan hari ini, Rabu (5/1). IHSG ditutup melemah sebesar 0,49 persen ke level 6.662,29 setelah menguat dua hari beruntun. 

Pergerakan IHSG ini sejalan dengan penurunan mayoritas indeks saham di Asia. Hang Seng terkoreksi sebesar 1,64 persen diikuti Shanghai Composite yang terpangkas 1,02 persen dan Straits Times turun 0,56 persen. 

Baca Juga

Pelemahan indeks saham ini seiring dengan naiknya imbal hasil surat utang pemerintah AS. "Mayoritas indeks saham di Asia ditutup turun karena tertekan oleh kenaikan imbal hasil US Treasury Note," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Rabu (5/1). 

Menurut riset, imbal hasil US Treassury Note telah naik menembus 1,6 persen. Hal ini terjadi karena investor mengantisipasi kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS, Federal Reserve pada pertengahan tahun ini untuk menjinakkan lonjakan inflasi.

Phillip Sekuritas menilai pergeseran fokus perhatian investor yang kembali pada prospek kenaikan suku bunga acuan di AS telah meniupkan angin segar bagi taktik rotasi keluar dari saham-saham yang sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi seperti saham di sektor Teknologi. Investor masuk ke dalam saham-saham yang menawarkan pemasukan dan dividen sepeti saham-saham di sektor Finansial dan Industrial.

Untuk malam nanti, menurut Phillip Sekuritas, investor menantikan rilis notulen rapat kebijakan bank sentral AS atau yang lebih di kenal dengan Fed Minute. Dari rilis ini, investor akan mendapat gambaran yang lebih rinci mengenai kondisi sepeti apa yang ingin dilihat oleh Federal Reserve sebelum menaikkan suku bunga acuan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement