Rabu 05 Jan 2022 16:00 WIB

Tahun 2022, Pengelola Bandara Fokus Pulihkan Bisnis

AP II tahun ini akan menyediakan belanja modal hingga Rp 1,5 triliun

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah penumpang pesawat berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (2/1/2022). Kantor Imigrasi Kelas I Soekarno Hatta mencatat, jumlah kedatangan penumpang dari luar negeri melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta selama 2021 sebanyak 732.706 orang atau turun dibanding tahun 2020 yang sebanyak 1.365.916 orang.
Foto: Antara/Fauzan
Sejumlah penumpang pesawat berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (2/1/2022). Kantor Imigrasi Kelas I Soekarno Hatta mencatat, jumlah kedatangan penumpang dari luar negeri melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta selama 2021 sebanyak 732.706 orang atau turun dibanding tahun 2020 yang sebanyak 1.365.916 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Memasuki 2022, dua pengelola bandara di Indonesia yakni PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) dan PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) akan fokus dalam memulihkan bisnis setelah melewati masa sulit setelah terdampak pandemi Covid-19. Tahun ini bisa menjadi penentuan bagaimana bandara dapat bertahan di tengah ketidakpastian di sektor industri penerbangan yang mungkin saja masih berlanjut. 

VP Corporate Secretary AP I Handy Heryudhitiawan mengatakan pada tahun ini belanja modal yang disiapkan sebesar Rp 298 miliar. “Rencananya ini akan digunakan untuk mendukung pengembangan infrastruktur bandara,” kata Handy, Rabu (5/1). 

Baca Juga

Pengembangan tersebut beberapa diantaranya meliputi Bandara Sentani Jayapura dan komitmen modal untuk Bandara Hang Nasim Batam. Handy menuturkan, belanja modal tersebut juga akan digunakan untuk re-engineering infrastruktur jaringan data AP I. “Belanja modal ini juga untuk overlay taxiway selatan dan landasan pacu Bandara Juanda Surabaya dan beautifikasinya,” tutur Handy. 

Handy menyebut, pada tahun ini AP I rencananya tidak akan menambah pengelolaan bandara baru. Dia menuturkan, AP I akan fokus kepada pengembangan dan beautifikasi bandara yang sudah berjalan. 

Dia menambahkan, AP I yang saat ini sudah mengelola 15 bandara itu, pada tahun ini akan fokus dalam menguatkan peran perusahaan. Selain itu mendorong upaya pemulihan terintegrasi serta meminimalkan dampak krisis Covid-19 melalui upaya rebuilding the foundation. 

Selain tetap berfokus pada bisnis inti, lanjut Handy, AP I juga akan melakukan upaya expanding business portfolio. “Ini dilakukan melalui pemanfaatan peluang lintas entitas untuk mengekspansi ke segmen dan pasar baru,” tutur Handy. 

Sementara itu, PT Angkasa Pura II (Persero) juga siap untuk memasuki fase survival pada 2022. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin optimistis fase tersebut dapat dilewati meskipun masih dalam kondisi pandemi dengan banyaknya ketidakpastian. “Harapannya 2020 kita masuk ke strategi survival. Kita tetap menerapkan yang sudah baik pada 2020 dan 2021. Program cost leadership dan biaya sekarang menjadi fokus kita,” kata Awaluddin.

Awaluddin menjelaskan, AP II tahun ini akan menyediakan belanja modal hingga Rp 1,5 triliun. Dari total belanja modal tersebut, dia mengatakan hanya 60 sampai 70 persennya akan digunakan untuk pengembangan bandara.  “Capex pyimazing, lebih ke mengakselerasi capex uang on going selesai dan pembayaran kita kepada kontrak-kontrak,” ujar Awaluddin. 

Awaluddin menyebut AP II juga belum akan mengelola bandara baru pada tahun ini. Dia memastikan AP II masih akan tetap mengelola 20 bandara yang sudah ada saat ini. 

Selain itu, Awaluddin mengatakan arahan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada AP II sduah cukup bagus dalam mengelola portofolionya. Untuk itu, Awaluddin menegaskan AP II akan fokus terdapat tiga hal dalam mengelola 20 bandara. “Fokusnya, satu kelompok bandara yang harus ditumbuhkan. Kemudian kedua yang harud kembangkan dan ketiga bandara yang siap untuk proses partnering,” jelas Awaluddin. 

Setelah melewati dua tahun pandemi, Awaluddin mengatakan AP II sudah mengubah tata cara operasional bandara. Dia menuturkan, saat ini konsep cost leadership sudah berbasis unit cost dengan melihat situasi yang pendekatannya sangat dinamis. 

“Pola operasi kita menyebutnya airport dynamic based operation. Artinya operasi kita sudah dinamis. Contohnya, jam operasi bandara there is nothing to do ada atau tidak ada trafik. Kita sesuaikan dalam arti pola traffic maskapai kita sinkronkan dan jam operasi lebih dipendekkan, ini meminimalkan buget,” ungkap Awaluddin. 

Awaluddin menambahkan, management arus kas juga akan terus dikawal pada tahun ini. Dia menuturkan. AP II sudah melakukan pemetaan pola operasi terhadap revenue stream. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement