Selasa 04 Jan 2022 23:30 WIB

Helikopter Militer Israel Kecelakaan saat Latihan, 2 Pilot Tewas 

Belum diketahui pasti penyebab jatuhnya helikopter Israel

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Nashih Nashrullah
Belum diketahui pasti penyebab jatuhnya helikopter Israel. Ilustrasi helikopter
Foto: guncopter.com
Belum diketahui pasti penyebab jatuhnya helikopter Israel. Ilustrasi helikopter

IHRAM.CO.ID, YERUSALEM –  Helikopter maritim "Atalef" IAF jatuh pada Senin (3/1) di Mediterania, tepatnya di lepas pantai kota utara Haifa. Helikopter tersebut jatuh ketika sedang menjalani latihan penerbangan. 

Dua pilot helikopter militer Israel tewas dan seorang awak lainnya cedera dalam kecelakaan di Laut Tengah. Militer Israel pada Selasa (4/1) mengatakan, mereka akan melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.  

Baca Juga

Tim penyelamat, termasuk Unit Misi Bawah Laut Pasukan Khusus Israel telah dikerahkan untuk mencari korban. Mereka mengatakan, dua pilot helikopter tersebut dinyatakan tewas di tempat kejadian.  

"Sementara sanggota awak ketiga, yang merupakan seorang pengamat udara mengalami cedera sedang," ujar pernyataan militer, dilansir Alarabiya. 

Komandan Angkatan Udara Israel, Amikam Norkin mengumumkan pembekuan latihan terbang untuk sementara. Seorang perwira senior akan memimpin tim investigasi untuk mengungkap penyebab insiden kecelakaan tersebut. 

Sebelumnya, Israel telah menandatangani kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS), untuk membeli 12 helikopter Lockheed Martin Corp CH-53K dan dua pesawat pengisian bahan bakar Boeing Co KC-46. Kementerian Pertahanan Israel pada Jumat (31/12) memperkirakan total pembelian tersebut mencapai sekitar 3,1 miliar dolar AS. 

Kesepakatan itu ditandatangani pada Kamis (30/12). Kesepakatan ini merupakan bagian dari peningkatan kemampuan angkatan udara Israel dan termasuk opsi untuk membeli enam helikopter tambahan. 

Pengiriman helikopter tahap pertama akan tiba di Israel pada 2026. Kepala Material Angkatan Udara, Shimon Tsentsiper, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel bahwa, pesawat pengisian bahan bakar yang dipesan akan dikirim setelah 2025. 

Tsentsiper mengatakan, Israel berusaha untuk memajukan pengiriman KC-46. Isrsel menambah jumlah pengiriman KC-46 menjadi empat unit. 

Media Israel berspekulasi bahwa pesawat pengisian bahan bakar bisa menjadi sangat penting untuk melakukan serangan udara yang mengancam fasilitas nuklir Iran. Tsentsiper mengatakan, kapasitas pengisian bahan bakar angkatan udara saat ini cukup untuk misinya.  

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement