Selasa 04 Jan 2022 17:58 WIB

Pelayanan RS Lapangan di Kota Malang Dihentikan Sementara

Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, maka RS tersebut bisa dibuka kembali.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Fasilitas layanan di RS Lapangan di Kawasan Ijen Boulevard, Kota Malang.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Fasilitas layanan di RS Lapangan di Kawasan Ijen Boulevard, Kota Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pelayanan RS Lapangan Idjen Boulevard di Kota Malang dihentikan sementara sejak 1 Januari 2022 lalu. Hal ini berarti RS tersebut untuk sementara tidak melayani pasien positif Covid-19.

Kepala RS Lapangan Idjen Boulevard, Heri Sutanto menjelaskan, RS yang berada di bawah naungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) tersebut berstatus disiagakan sementara. Namun jika sewaktu-waktu dibutuhkan, maka RS tersebut bisa dibuka kembali.

"Penghentian sementara operasional ini berseiring dengan menurunnya kasus konfirmasi positif Covid-19 di wilayah Kota Malang," katanya saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (4/1).

RS Lapangan Idjen Boulevard diresmikan oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa pada Desember 2020. Saat itu kasus positif Covid-19 masih tinggi sehingga diperlukan keberadaan RS darurat Covid-19. RS ini bertujuan untuk menangani pasien Covid-19 tanpa gejala dan bergejala ringan.

RS Lapangan Idjen Boulevard setidaknya menyediakan 320 tempat tidur. Sejak dibuka pada 2020, RS Lapangan telah berhasil menyembuhkan 4.603 orang.  

Untuk diketahui, total kasus positif Covid-19 di Kota Malang mencapai 15.654 orang. Dari jumlah tersebut, 14.516 orang sembuh dan 1.133 orang telah dinyatakan meninggal dunia. Sementara itu, kasus aktif di Kota Malang tercatat ada lima kasus. 

Sebagai informasi, Pemprov Jatim belum lama ini mengumumkan kasus Covid-19 varian Omicron. Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya deteksi Covid-19 varian omicron di daerahnya. Dia mendorong masyarakat bisa meningkatkan kewaspadaan dengan memperketat protokol kesehatan (prokes).

Menurut Khofifah, terdeteksinya varian Omicron di Jatim ini tak bisa terelakkan. Hal ini karena salah satu karakter varian ini adalah penularannya yang sangat cepat. Saat ini masyarakat dan pemerintah perlu bersama-sama berupaya sekuat tenaga agar varian omicron tidak meluas di Jatim.

"Dan jangan sampai terjadi penularan lokal. Saya juga langsung kordinasi dengan Pangdam, Kapolda, Ka. BNPB serta Menkes," katanya.

Khofifah meminta semua pihak untuk menjaga kondisi supaya situasi di Jatim tetap baik dan terkendali. Salah satunya dengan mempertahankan jumlah kasus aktif agar tetap rendah. Kemudian tingkat penularan bisa terus diawasi agar bertahan di bawah angka satu persen dan jangan sampai terjadi lonjakan kasus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement