Selasa 04 Jan 2022 10:59 WIB

BI: Inflasi Masih Tetap Rendah

Inflasi yang rendah pada 2021 itu dipengaruhi permintaan domestik yang belum kuat. 

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta. BI menyatakan inflasi 2021 tetap rendah.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta. BI menyatakan inflasi 2021 tetap rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 2021 tetap rendah dan berada di bawah kisaran sasaran 2-4 persen. Inflasi IHK 2021 tercatat1,87 persen (yoy), meningkat dibandingkan inflasi IHK 2020 sebesar 1,68 persen (yoy).

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyampaikan, inflasi yang rendah pada 2021 itu dipengaruhi permintaan domestik yang belum kuat. Dampak pandemi Covid-19 masih terasa namun pasokan tetap memadai, dan sinergi kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menjaga kestabilan harga.

Baca Juga

"Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya 2-4 persen pada 2022," kata Erwin dalam keterangan pers, Selasa (4/1).

Inflasi IHK Desember 2021 tercatat sebesar 0,57 persen (mtm). Inflasi tersebut meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 0,37 persen (mtm), dan lebih tinggi dari rerata inflasi Desember lima tahun sebelumnya sebesar 0,51 persen (mtm).

Meningkatnya tekanan inflasi IHK di akhir tahun didorong oleh kelompok inflasi volatile food dan administered prices. Inflasi inti tercatat 0,16 persen (mtm), relatif stabil dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,17 persen (mtm).

Inflasi kelompok volatile food tercatat sebesar 2,32 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 1,19 persen (mtm), sejalan pola musiman akhir tahun. Kelompok administered prices mencatat inflasi 0,45 persen (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya 0,37 persen (mtm) seiring peningkatan permintaan angkutan udara pada Natal dan Tahun Baru.

Perkembangan Covid-19 memengaruhi inflasi pada tahun 2021. Inflasi 2021 yang rendah dipengaruhi inflasi inti yang tercatat sebesar 1,56 persen (yoy), sedikit menurun dibandingkan inflasi inti tahun sebelumnya.

Rendahnya inflasi inti terutama dipengaruhi oleh belum kuatnya permintaan domestik. Seiring dengan kebijakan pembatasan mobilitas yang harus ditempuh untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tengah pengaruh tekanan harga global ke domestik yang minimal.

"Di sisi lain, kebijakan Bank Indonesia tetap konsisten menjaga ekspektasi inflasi terjangkar sesuai sasaran dan stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya," kata Erwin.

Inflasi volatile food terkendali sebesar 3,20 persen (yoy), didukung ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi bahan pangan yang tetap terjaga. Serta, sinergi kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas harga. Sementara itu, inflasi administered prices meningkat dari tahun lalu menjadi sebesar 1,79 persen (yoy), sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat pascapelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement