Selasa 04 Jan 2022 10:02 WIB

Kasus Omicron Melonjak di Dua Negara Bagian Terbesar Australia

Rawat inap akibat Omicron lebih tinggi dibanding saat penyebaran varian Delta.

Kasus Omicron Melonjak di Dua Negara Bagian Terbesar Australia. Petugas Polisi Victoria dan pejalan kaki berjalan melewati iklan yang mempromosikan vaksinasi COVID-19 menjelang rapat umum yang direncanakan menentang vaksinasi COVID-19 wajib di Melbourne, Victoria, Australia, 24 September 2021.
Foto: EPA-EFE/JAMES ROSS AUSTRALIA AND NEW ZEALAND
Kasus Omicron Melonjak di Dua Negara Bagian Terbesar Australia. Petugas Polisi Victoria dan pejalan kaki berjalan melewati iklan yang mempromosikan vaksinasi COVID-19 menjelang rapat umum yang direncanakan menentang vaksinasi COVID-19 wajib di Melbourne, Victoria, Australia, 24 September 2021.

IHRAM.CO.ID, SYDNEY -- Infeksi virus corona varian Omicron melonjak di dua negara bagian terbesar Australia, New South Wales (NSW) dan Victoria. Lonjakan kasus tersebut hingga memicu peningkatan rawat inap yang lebih tinggi dibandingkan saat penyebaran varian Delta.

NSW dan Victoria yang dihuni setengah dari 25 juta populasi Australia, melaporkan 37.151 kasus baru pada Selasa (4/1/2022) atau sedikit menurun dari angka kasus baru nasional 37.212 yang dicatat sehari sebelumnya. Orang-orang yang dirawat di rumah sakit NSW naik menjadi 1.344 pasien.

Baca Juga

Jumlah itu merupakan puncak pandemi baru, melampaui 1.266 pasien yang dicapai September lalu selama gelombang Delta. Jumlah rawat inap meningkat lebih dari dua kali lipat dalam seminggu dan membebani sistem kesehatan setempat.

Pihak berwenang juga berjuang melawan kekurangan tes cepat antigen, penundaan hasil tes usap PCR, dan penutupan mendadak sejumlah situs pengujian. Perdana Menteri Scott Morrison mengesampingkan pemerintah yang menanggung biaya bagi orang-orang melakukan tes Covid-19 sendiri.

"Masalahnya saat ini adalah kurangnya (tes cepat antigen) benar-benar menghambat tanggung jawab pribadi dan itu adalah kegagalan yang terlihat jelas dalam pengelolaan Covidsaat ini," kata Wakil Presiden Asosiasi Medis Australia Chris Moy kepada Radio ABC, Selasa.

Rekor lonjakan infeksi dan rawat inap terjadi ketika dua juta lebih banyak orang Australia memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan vaksin penguat (booster) mulai Selasa. Pihak berwenang mempersingkat waktu tunggu antara suntikan kedua dan ketiga menjadi empat bulan.

Lebih dari 2,5 juta orang di Australia sejauh ini telah menerima suntikan booster, yang dianggap pejabat kesehatan dapat mencegah lebih banyak rawat inap dan kematian. Australia pada Selasa mencatat setengah juta kasus Covid-19 sejak pandemi dimulai, dengan sekitar 94 persen kasus terdeteksi sejak Juli lalu ketika wilayah timurnya diguncang oleh wabah Delta. Namun, hampir 538 ribu kasus dan 2.270 kematian yang dilaporkan Australia masih lebih rendah dibandingkan jumlah yang terlihat di banyak negara yang sebanding.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement