Senin 03 Jan 2022 14:47 WIB

Siswa Antusias Ikuti Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen Hari Pertama

PTM 100 persen sesuai SKB 4 Menteri dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Rep: Antara, Zainur Mahsir Ramadhan, Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Pelajar mengikuti kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (3/1). Berdasarkan kebijakan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang diputuskan pada 21 Desember 2021 mengenai panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen mulai hari ini Senin (3/1). Dalam aturan tersebut dilakukan pembatasan selama 6 jam pelajaran perhari dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat juga mewajibkan tenaga pendidik dan peserta didik sudah mendapatkan dosis vaksin Covid-19.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pelajar mengikuti kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (3/1). Berdasarkan kebijakan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang diputuskan pada 21 Desember 2021 mengenai panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen mulai hari ini Senin (3/1). Dalam aturan tersebut dilakukan pembatasan selama 6 jam pelajaran perhari dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat juga mewajibkan tenaga pendidik dan peserta didik sudah mendapatkan dosis vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen yang mulai bergulir pada Senin (3/1). Salah satu siswa yang antusias dengan jalannya kegiatan PTM hari ini adalah Nadisya Kiara Putri selaku siswa kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bina Insan Mandiri, Kembangan, Jakarta Barat.

"Senang sih bisa mengerti materi lebih dalam karena dijelasin langsung sama gurunya terus bisa ketemu teman-teman juga," kata Nadisya saat dikonfirmasi di sekolahnya, Senin.

Baca Juga

Peraih medali perunggu English Olympiad National Smart Studen ini mengaku banyak mengalami kendala selama kegiatan belajar mengajar (KBM). Beberapa kendala yang dia dapati, yakni sulit mengerti materi yang disampaikan guru hingga terkendala jaringan internet. 

"Kadang terkendala jaringan. Lalu suka susah mengerti penjelasan guru," kata dia.

Nadisya tidak khawatir lagi akan jaringan internet yang bermasalah dan penjelasan guru yang tidak jelas. Hal yang sama juga dikatakan salah satu siswa kelas XII SMKN 60, Diva Ramadhanty.

Diva mengaku senang karena bisa kembali bertemu dengan teman-teman setelah sekian lama terpisah karena pandemi. "Justru senang karena bisa ketemu teman-teman lagi. Perasaan gugup sih enggak ada. Lebih ke senang saja," katanya.

Diva pun mengaku tidak masalah jika harus mengikuti ketentuan protokol kesehatan (prokes) selama kegiatan berlangsung di dalam kelas. Bagi dia, taat akan ketentuan prokes merupakan hal wajib demi memastikan kegiatan sekolah bisa berjalan dengan aman dan lancar.

"Saya juga berharap semoga ke depannya pandemi Covid-19 ini segera berakhir," kata dia.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, pembelajaran tatap muka dengan kapasitas 100 persen berjalan sesuai dengan acuan di SKB 4 Menteri dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta tanggal 21 Desember 2021 Nomor 05/KB/2021 Nomor 1347 Tahun 2021 dan Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Pendidikan No. 1363 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan PTM. Karena itu, ia mengatakan, PTM ini tidak hanya dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 

“Ini kan diberlakukan tidak hanya di Jakarta, tapi di banyak daerah di seluruh Indonesia. Tapi, Jakarta justru punya prestasi yang baik, apa itu? Vaksinnya di DKI tertinggi di antara semua provinsi di seluruh Indonesia,” ujar dia.

Baca juga:

Riza mengatakan, PTM dengan kapasitas 100 persen dimulai hari ini di 10.429 sekolah atau sekitar 97,2 persennya. Selama PTM 100 persen, ia mengatakan, sekolah melakukan desinfektan setiap hari, vaksinasi anak didik dan tenaga pendidik yang tidak boleh kurang dari 80 persen dan telah mencapai dosis kedua. Ia menambahkan, Pemprov DKI Jakarta akan terus melakukan pengawasan.

“Namun, mohon semua orang tua memonitor dan memantau karena kami tenaga pendidik memiliki keterbatasan. Semua bergantung pada kita semua dan utamanya orang tua,” kata dia.

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Ima Mahdiah, mendukung penyelenggaraan PTM 100 persen di DKI. “Namun, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI perlu mengakomodasi orang tua yang masih belum yakin melepas anaknya untuk PTM,” kata Ima kepada awak media, Senin (3/1). 

Tak hanya itu, semua pihak, kata dia, juga perlu waspada dengan adanya varian omicron. “Semoga fatality rate varian ini tidak setinggi varian delta,” kata dia. 

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menilai keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen sudah sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh Satgas Covid-19. Namun, ia tetap mewanti-wanti penyebaran omicron yang sudah mulai menyebar di tanah air.

"Namun, dengan adanya varian baru omicron, kita minta kepada Pemda DKI untuk tetap waspada, melakukan pemantauan day to day," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/1).

Dasco mengingatkan agar jangan sampai muncul klaster baru di sekolah. Karena itu, ia menyarankan, evaluasi dari waktu ke waktu perlu juga dilakukan. 

"Ya saya pikir perlu disosialisasikan juga kepada ortu, apalagi ini kan jam terbatas yang harus disampaikan kepada ortu bahwa ini belum full day," ujarnya.

Baca juga: Penanganan Kasus Denny Siregar tak Jelas, Pelapor Kecewa

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana melalui keterangannya di Jakarta, Ahad (2/1) mengatakan, relaksasi kebijakan tersebut diterapkan dengan pertimbangan terkendalinya pandemi Covid-19 di Jakarta pada PPKM Level 1. PPKM Level 1 dilaksanakan dengan ketentuan, mulai dari capaian vaksinasi dosis dua pada pendidik dan tenaga kependidikan di atas 80 persen, capaian vaksinasi dosis dua pada lansia di atas 50 persen, hingga vaksinasi pada peserta didik yang terus berlangsung sesuai aturan di tingkat kota/kabupaten. PTM terbatas dilaksanakan setiap hari.

Jumlah peserta didik dapat 100 persen dari kapasitas ruang kelas dan waktu belajar hingga enam jam pelajaran per hari. "Protokol kesehatan harus menjadi perhatian utama bagi seluruh warga sekolah," ujar Nahdiana.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan PTM dilakukan setelah murid mendapatkan vaksinasi dosis lengkap. Rekomendasi IDAI dibuat dengan pertimbangan sudah ditemukannya kasus varian omicron di Indonesia.

Baca juga: Eks Menteri Israel Serukan Bunuh Pemimpin Tinggi Hamas

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement