Senin 03 Jan 2022 10:46 WIB

Dibuka Presiden Joko Widodo, IHSG di Zona Positif pada Awal Tahun 2022

Pencapaian BEI sepanjang aktivitas perdagangan tahun 2021 juga patut diapresiasi.

Rep: retno wulandhari/ Red: Hiru Muhammad
Presiden Joko Widodo resmi membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahum 2022
Foto: dok BEI
Presiden Joko Widodo resmi membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahum 2022

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2022. Pada perdagangan perdana tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona positif dengan menguat sebesar 0,07 persen ke posisi 6.586,26 dan terus naik menembus ke level 6.600. 

Seiring dengan naiknya laju IHSG pada perdagangan pertama tahun ini, Jokowi mengatakan pencapaian BEI sepanjang aktivitas perdagangan tahun 2021 juga patut diapresiasi. Dari sisi kinerja, IHSG berhasil tumbuh 10,08 persen secara year-to-date (ytd) dan memimpin kenaikan diantara indeks saham di kawasan ASEAN. 

Baca Juga

"Kalau dibandingkan dengan Filipina, Malaysia dan Singapura kita paling atas. Singapura tumbuh di 9,8 persen, Malaysia minus 3,7 persen dan Filipina minus 0,2 persen. Ini patut kita syukuri," kata Jokowi, Senin (3/1). 

Di sisi lain, jumlah investor ritel pasar modal terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif dari 1,1 juta investor pada 2017 hingga kini telah mencapai 7,4 juta investor. Jokowi berharap jumlah ini akan terus membesar dan mampu memberikan dorongan kepada pertumhuhan ekonomi Indonesia. 

Kelompok saham paling likuid indeks LQ45 pada hari ini bergerak menguat signifikan sebesar 0,67 persen. Sedangkan aksi beli bersih investor asing mencapai Rp132,26 miliar dengan saham-saham yang paling diburu yaitu TLKM, ARTO, MDKA BBRI, hingga UNVR. 

Analis memperkirakan IHSG akan cenderung menguat sepanjang perdagangan hari ini. Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan IHSG tahun ini akan dipengaruhi  sentimen positif dalam negeri. 

Menurut Nico, pemulihan ekonomi di sepanjang tahun 2021 menjadi katalis utama penguatan dimana pertumbuhan GDP terjaga di tren positif dan diikuti  surplus neraca perdagangan yang turut mampu menjaga stabilitas rupiah. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut pada 2022. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement