Ahad 02 Jan 2022 23:49 WIB

Tren Reservasi Hotel di DIY Meningkat Usai Libur Tahun Baru

Reservasi hotel ini meningkat di Januari dan Februari 2022.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi Grand Dafam Rohan Jogja Hotel.
Foto: Humas Grand Dafam Rohan Jogja Hotel.
Ilustrasi Grand Dafam Rohan Jogja Hotel.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Tren reservasi hotel di DIY meningkat usai libur tahun baru 2022. Ketua Perhimpunan Perhotelan dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, reservasi hotel ini meningkat di Januari dan Februari 2022.

Peningkatan reservasi hotel usai libur tahun baru sudah mencapai lebih dari 40-60 persen. Tingkat reservasi ini tidak hanya untuk hotel berbintang, namun juga hotel non bintang.

Baca Juga

Tingkat reservasi ini juga dimungkinkan masih akan meningkat. "Dulu sebelum pandemi itu Januari dan Februari berada pada low season. Sekarang di pandemi ini trennya itu reservasi hotel bagus, malah high season dimulai tanggal 2 Januari ini," kata Deddy kepada Republika melalui sambungan telepon, Ahad (2/1).

Meningkatnya reservasi ini dikarenakan adanya pembatasan-pembatasan yang diberlakukan saat libur tahun baru. Salah satunya terkait pembatasan ASN yang dilarang cuti saat akhir tahun.

Selain itu, juga ada imbauan saat libur akhir tahun untuk tidak liburan ke luar daerah. Jika dilakukan perjalanan keluar daerah, juga diberlakukan syarat seperti wajib vaksin dua kali dan wajib RDT antigen atau PCR.

"Berbanding terbalik, setelah libur melonjak, salah satu faktornya ASN karena mereka menunda (liburan) setelah libur tahun baru," ujarnya.

Reservasi yang saat ini sudah masuk untuk Januari hingga Februari rata-rata merupakan wisatawan dari luar DIY. Mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Lampung hingga Kalimantan.

Sementara itu, di masa libur akhir tahun tingkat hunian (okupansi) hotel di DIY mencapai 68 persen untuk hotel berbintang. Sedangkan, untuk hotel non bintang mencapai 52 persen.

Total kamar hotel yang dioperasikan juga masih 75 persen dari total kapasitas. Deddy menuturkan, okupansi ini tidak mencapai target yakni 80 persen.  

Meskipun begitu, tingkat okupansi sudah meningkat dari sebelumnya, terutama jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pasalnya, sebelumnya tingkat okupansi hanya mencapai 10-20 persen.

"Okupansi memang kurang dari target, tapi kita masih bersyukur karena masih bisa bergerak dan masih bisa bernafas. Kita bersyukur dari tahun lalu karena kita lebih menggeliat," jelas Deddy.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement