Ahad 02 Jan 2022 16:17 WIB

Ini yang Dilakukan Grup Laleilmanino untuk Siasati Bisnis Musik

Laleilmanino digandeng pelaku startup teknologi Kolektibel

tiga personel grup Laleilmanino
Foto: istimewa
tiga personel grup Laleilmanino

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perkembangan teknologi digital telah mendorong banyak pihak untuk memanfaatkannya. Tak terkecuali dengan grup Laleilmanino yang dihuni oleh Anindyo Baskoro (Nino), gitaris dan kibordis Maliq & D’Essentials, Arya Aditya Ramadhya (Lale) dan Ilman Ibrahim (Ilman).

Untuk memaksimalkan penjualan karyanya, Laleilmanino digandeng pelaku startup teknologi Kolektibel dengan mengadopsi Non Fungible Token (NFT). NFT saat ini dikenal sebagai aset digital yang telah menarik minat investasi masyarakat Indonesia.

“Kami menyadari bahwa dunia musik terus berevolusi. Kami melihat NFT bukanlah sebuah tren sesaat, melainkan era baru bagi industri musik masa depan,” kata Nino RAN dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (2/1).

 

Sementara itu Pungkas Riandika, CEO Kolektibel, mengatakan terobosan digital ini sebelumnya Sudah dilakukan dengan menjual lebih dari 525 IBL NFT bersama Liga Basket Indonesia pada akhir tahun lalu. Namun saat ini, ia ingin menyuguhkan menu baru bagi industri musik.

"Industri NFT ini sedang bergerak cukup cepat. Kami  perlu merespon industri musik untuk dapat memanfaatkan peluang besar teknologi baru ini. Kami sangat berharap kerjasama ini bisa membuka adopsi NFT sebanyak-banyaknya di Indonesia" kata Pungkas.

Secara personal, anggota band Laleilmanino ini telah menorehkan banyak prestasi di industri musik Indonesia seperti, lebih dari 100 lagu dalam tujuh tahun, produser rekaman terbaik versi AMI Awards 2018, 2020, dan 2021, masuk ke-18 Nominasi AMI Awards 2020, lagu Chrisye yang masuk dalam 10 lagu paling dicari Netizen di Google selama tahun 2021 lalu.

Secara umum platform kolektibel menghadirkan user journey yang ramah dan mudah bagi semua orang. Sedikit berbeda dengan NFT marketplace lain di Indonesia, kolektibel tidak menggunakan mata uang kripto sebagai metode pembayaran untuk NFT-nya.

“Tapi kami menggunakan fiat alias mata uang yang berlaku di Indonesia, yakni rupiah. Perusahaan kami juga sudah terintegrasi dengan instrumen pembayaran digital yang populer seperti GoPay, OVO, Virtual Account, kartu debit/kredit, hingga pembayaran melalui gerai Alfamart, dan Indomaret,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement