Sabtu 01 Jan 2022 23:39 WIB

BMKG: Aceh Masih Diguyur Hujan Hingga Tiga Hari ke Depan

BMKG Aceh meminta masyarakat waspadai potensi banjir di Aceh

Sejumlah anak berenang di dalam banjir yang merendam Desa Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara November lalu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar memprediksi Aceh bakal diguyur hujan hingga dua sampai tiga hari ke depan, karenanya masyarakat diminta tetap waspada.
Foto: ANTARA/RAHMAD
Sejumlah anak berenang di dalam banjir yang merendam Desa Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara November lalu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar memprediksi Aceh bakal diguyur hujan hingga dua sampai tiga hari ke depan, karenanya masyarakat diminta tetap waspada.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar memprediksi Aceh bakal diguyur hujan hingga dua sampai tiga hari ke depan, karenanya masyarakat diminta tetap waspada.

"Kita prediksi dua sampai tiga hari ke depan Aceh masih berpotensi diguyur hujan sedang hingga lebat," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Aceh Besar Zakaria Ahmad, di Banda Aceh, Sabtu (1/1).

Zakaria mengatakan, saat ini Aceh memang sudah memasuki akhir dari puncaknya musim hujan, sehingga potensi hujan lebat dan sedang masih akan terjadi sampai beberapa hari ke depan. Kata Zakaria, hujan ini juga dipengaruhi karena adanya belokan angin, terutama untuk Aceh Utara, Pidie, Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Bener Meriah, Aceh Besar sebagian hingga Sabang.

"Masyarakat tetap harus waspada, apalagi yang tinggal di pinggir sungai harus waspada terhadap potensi banjir," ujarnya.

Zakaria mengingatkan, pada akhir musim penghujan ini masyarakat di daerah perkotaan, hamparan luas seperti persawahan perlu mewaspadai tidak ada keseimbangan air yang keluar dari irigasi, sehingga bisa terjadinya banjir genangan.

Terhadap nelayan, lanjut Zakaria, diharapkan untuk tidak melaut sementara waktu karena potensi gelombang sangat tinggi terutama di wilayah laut Sabang, Selat Malaka bagian utara, dan Samudera Hindia bagian barat Aceh."Juga untuk nelayan di pesisir lain seperti Simeulue, wilayah utara timur, dari Pidie sampai Aceh Tamiang, karena ketinggian gelombang bisa sampai 1,25 meter, tingkat gelombang menengah," katanya.

Selain itu, lanjut Zakaria, masyarakat juga perlu waspada terhadap adanya pohon tumbang, apalagi kondisi tanah saat ini sudah sangat labil akibat hujan deras beberapa bulan ini."Kondisi tanah ini akan sangat mudah membuat pohon tumbang, apalagi jika terjadi angin. Maka kita minta masyarakat selalu mewaspadainya," demikian Zakaria.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement