Jumat 31 Dec 2021 14:59 WIB

Rokhmin: Digitalisasi Buka Pasar Domestik dan Ekspor Produk Perikanan

Digitalisasi ekosistem bisnis perikanan jangan hanya fokus rantai pasok dan nilai. 

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan  IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS.
Foto: Dok RD Institute
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan  IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS mengatakan digitalisasi memiliki peranan penting dalam membuka pasar domestik dan ekspor produk perikanan tangkap dan budidaya di Indonesia di  antaranya memperpendek rantai distribusi yang kurang efisien, memberikan kepastian harga di nelayan/pembudidaya ikan dan konsumen.

“Digitalisasi berperan penting dalam penciptaan pasar online (domestik dan  eskpor) untuk membantu penyerapan produk hasil perikanan tangkap dan budidaya, dengan jangkauan pasar yang lebih luas dan tepat sasaran, pemasaran yang dapat diakses kapanpun tidak terbatas waktu, serta biaya pemasaran yang lebih murah dibanding pemasaran konvensional,” katanya saat menjadi narasumber Meet the Expert “Sharing Session Tribe Aquaculture and Fishery Telkom Indonesia” yang diadakan oleh Agree Fisheries bersama Telkom Indonesia, Kamis (30/12). 

Karena itu, kata Prof Rokhmin dalam diskusi yang digelar secara daring itu, peran digitalisasi dalam pembangunan ekosistem bisnis perikanan perlu ditingkatkan tidak hanya untuk mendukung sistem rantai pasok dan rantai nilai melainkan juga untuk meningkatkan produktivitas, daya saing, dan keberlanjutan (sustainability).

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut mengatakan bahwa saat ini sebagian besar startup companies atau aplikasi digital (softwares) perikanan hanya untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, kecepatan, kemudahan, keamanan, dan kontinuitas sistem rantai pasok dan rantai nilai pada perikanan tangkap (capture fisheries) maupun perikanan budidaya (aquaculture) dalam bentuk penyediaan permodalan, penyediaan sarana produksi, dan pemasaran domestik dan ekspor.

“Sedikit sekali startup companies (aplikasi digital) untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, daya saing, dan keberlanjutan (sustainability) di  antaranya melalui sub-sistem penangkapan ikan, sub-sistem budidaya (onfarm), sub-sistem pengolahan (processing and packaging), atau sistem bisnis perikanan terpadu (hulu-hilir),”  ujar ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu  dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Lebih rinci, Prof Rokhmin menjelaskan peranan digitalisasi dalam membuka pasar domestik dan ekspor produk perikanan tangkap dan budidaya di Indonesia. Yaitu, memperpendek rantai distribusi yang kurang efisien; memberikan kepastian harga di nelayan/pembudidaya ikan dan konsumen; penciptaan pasar online (domestik dan  eskpor) untuk membantu penyerapan produk hasil perikanan tangkap dan budidaya, dengan jangkauan pasar yang lebih luas dan tepat sasaran, pemasaran yang dapat diakses kapanpun tidak terbatas waktu, serta biaya pemasaran yang lebih murah dibanding pemasaran konvensional.

Juga, kata Rokhmin, bisa melakukan engagement atau meraih konsumen karena komunikasi terjadi secara langsung dan dua arah sehingga pelaku usaha membina relasi dan menumbuhkan kepercayaan konsumen. “Tidak kalah pentingnya, memberi hasil yang cepat sehingga pemasar dapat melakukan tindakan koreksi atau perubahan,” ujar Rokhmin yang membawakan makalah berjudul “Peran digitalisasi dalam membangun ekositem bsnis perikanan tangkap dan budidaya untuk meningkarkan daya saing, pertumbuhan ekonomi insklusif, dan kesejahteraan secara ramah lingkungan dan berkelanjutan”.

Rokmin juga memaparkan peranan digitalisasi end to end dalam menjawab tantangan hulu ke hilir perikanan tangkap dan budidaya di Indonesia. Yaitu, era digitalisasi telah menghadirkan startups yang kreatif di aspek teknologi produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya; menghadirkan model bisnis perikanan yang produktif, efisien, berdaya saing, dan sutainable di tengah-tengah masyarakat; menghubungkan nelayan dan pembudidaya (produsen komoditas perikanan/raw materials) ke pabrik pengolahan hasil laut dan pembeli skala besar; membantu pembudidaya untuk mendapatkan informasi ketersediaan benih unggul, pakan, sarana dan prasarana produksi. “Juga, menyediakan sarana produksi (inputs) dan pasar dalam pengembangan industrialisasi perikanan tangkap dan perikanan budidaya,” tutur penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan (2009-2024 itu.

Rokhmin  menguraikan  peranan digitalisasi dalam serapan permodalan bagi bisnis perikanan tangkap dan budidaya di Indonesia. Yaitu,  pemodalan berbasis digital memudahkan bisnis perikanan tangkap dan budidaya yang dianggap tidak pasti dan beresiko; sistem digital yang dapat mencakup semua daerah di Indonesia termasuk pelosok; sistem yang lebih praktis dan gratis, pelaku usaha hanya perlu mengisi data diri, data usaha secara online dan bermodalkan smartphone; proses penjaringan debitur bagi pengusaha dilakukan tanpa pungutan biaya (gratis); tidak hanya modal, peran digitalisasi mempermudah pelaku usaha mengakses pasar dengan hasil yang terstandardisasi; modal yang diberikan bukan hanya modal melaut, tetapi modal perbaikan dan perawatan kapal, mesin dan alat tangkapan ikan. 

Pada kesempatan tersebut, Rokhmin juga mengemukakan prospek dan arah digitalisasi sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Pertama, penguatan aplikasi digital pada perikanan tangkap maupun perikanan budidaya: (1) penyediaan permodalan, (2) penyediaan sarana produksi, dan (3) pemasaran domestik dan ekspor.

Kedua, penguatan dan pengembangan aplikasi digital untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, daya saing, dan keberlanjutan (sustainability) di: (1) sub-sistem penangkapan ikan, (2) sub-sistem budidaya (onfarm), (3) sub-sistem pengolahan (processing & packaging), dan (4) sistem bisnis perikanan terpadu (hulu-hilir).

Ketiga, pengembangan aplikasi digital untuk sistem bisnis garam terpadu. “Keempat, pengembangan aplikasi digital untuk sistem bisnis industri bioteknologi perairan terpadu,” paparnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement