Jumat 31 Dec 2021 11:14 WIB

Liverpool yang Sangat Butuh Pemain Baru

Liverpool tak memiliki kedalaman skuad seperti Man City, Chelsea, dan Bayern Muenchen

Rep: Frederikus Bata/ Red: Israr Itah
Manajer Liverpool Jurgen Klopp memberikan instruksi kepada para pemainnya selama pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Leicester City dan Liverpool di Stadion King Power di Leicester, Inggris, Selasa, 28 Desember 2021.
Foto: AP/Rui Vieira
Manajer Liverpool Jurgen Klopp memberikan instruksi kepada para pemainnya selama pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Leicester City dan Liverpool di Stadion King Power di Leicester, Inggris, Selasa, 28 Desember 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, Alarm bahaya berbunyi di kamar ganti Liverpool. Klub berjuluk the Reds itu mulai kesulitan bersaing dengan Manchester City di papan atas Liga Primer Inggris musim ini. Kubu Merseyside Merah mengalami permasalahan berulang, yakni tak tersedianya para pemain utama setiap waktu. Bukan rahasia lagi, tanpa beberapa pemain utama, rival sekota Everton itu kelimpungan.

Hal tersebut menjadi titik lemah Liverpool era Juergen Klopp. Dengan segala prestasi dan agresivitas mereka, tetap saja, ada nilai kurang yang perlu dibenahi. Kedalaman skuad the Reds tidak berada di level yang sama seperti Man City, Chelsea, Bayern Muenchen, bahkan Inter Milan.

Baca Juga

Jika 11 pemain utama mereka dalam keadaan bugar, maka klub kota pelabuhan itu sulit dihentikan. Sebaliknya, andai beberaja jagoan Anfield cuma jadi penonton, Merseyside Merah sedikit goyang. Kondisi ini jelas terlihat pada musim lalu.

Awalnya, Liverpool digdaya, Namun ketika sosok seperti Virgil van Dijk, Joe Gomez, dan Alisson Becker masuk ruang perawatan, perlahan tapi pasti, performa the Reds mengalami penurunan. Alhasil, Mohamed Salah dan rekan-rekan finis di peringkat ketiga klasemen akhir Liga Domestik. Anak asuh Klopp juga tersingkir di babak delapan besar Liga Champions.

Pada musim ini, situasi demikian berpotensi terjadi lagi. Dalam beberapa pertandingan terakhir, Liverpool kesulitan menemukan ritme mereka. Dimulai duel kontra tuan rumah Tottenham Hotspur yang berkesudahan imbang 2-2. Saat itu, sejumlah pemain tengah the Reds absen. Ada yang mengalami cedera. Ada juga yang terjangkit Covid-19. 

Klopp sampai menurunkan pemain muda Tyler Morton di posisi gelandang bertahan. Di beberapa kesempatan, pasukannya kesulitan menahan serangan balik Spurs. Untung saja, rival sekota Everton itu tidak sampai merasakan kekalahan.

Berikutnya, saat dua kali jumpa Leicester City. Pertama pada perempat final Piala Liga. Laga berkesudahan imbang 3-3. Liverpool melaju ke semifinal, setelah unggul di sesi adu penalti. The Reds yang tampil di kandang sendiri, tidak benar-benar dominan atas the Foxes. Kubu Merseyside Merah selalu tertinggal.  Sebuah keajaiban ketika Takumi Minamino menyamakan kedudukan pada menit terakhir. 

Statistik menunjukkan anak asuh Klopp melepaskan 21 tembakan dengan lima di antaranya, tepat sasaran. Luar biasa ketika kubu tamu mengoleksi tujuh shots on target, dari delapan peluang. Artinya the Foxes tampil lebih efektif. Pekerjaan rumah untuk Klopp. Tidak setiap saat, para pelapisnya bisa menutupi lubang yang ditinggalkan sejumlah andalan.

Teranyar, pada Rabu (29/12) dini hari WIB, Liverpool dikalahkan Leicester City, 0-1 pada lanjutan Liga Primer Inggris. Kali ini the Foxes berstatus tuan rumah. The Reds menutup 2021 dengan hasil minor di Stadion King Power.

Klopp sudah menurunkan komposisi terbaik di lini depan. Hanya, di area tengah dan belakang, ada sedikit perubahan. Tak terlihat Thiago Alcantara dan Andrew Robertson di sana. Nama terakhir masih menjalani hukuman lantaran terkena kartu merah pada laga melawan Tottenham.

"Malam ini, kami tidak benar-benar menjadi diri kami sendiri," kata Klopp, dikutip dari laman resmi klubnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement