Kamis 30 Dec 2021 13:14 WIB

Dewan Pembina Serukan Konsolidasi Golkar

Konsolidasi merupakan modal utama dalam menaikkan elektabilitas Golkar

Bendera Partai Golkar. (ilustrasi)
Foto: dok. Republika/Aditya Pradana Putra
Bendera Partai Golkar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang akhir tahun 2021, Dewan Pembina Partai Golkar memberikan catatan mengenai permasalahan dan perkembangan partai, juga masalah pemerintahan dan persoalan bangsa secara keseluruhan. Terkait partai, Dewan Pembina Partai Golkar, dalam keterangan pers yang ditandatangani Aburizal Bakrie, meminta Partai Golkar harus terkonsolidasi sehingga siap menghadapi gangguan terhadap partai, baik gangguan internal dan eksternal.

Menurut Aburizal, konsolidasi merupakan modal utama dalam menaikkan elektabilitas Golkar yang sedang menunjukkan kecenderungan positif. Selain itu juga menjadi modal sosialisasi  Ketua Umum sebagai Calon Presiden (capres) yang mulai mendapatkan dukungan berbagai kalangan. Karena itu, ditegaskannya momentum ini dapat terjaga agar dapat menjalankan tanggung jawab kenegaraan dan kemasyarakatan dapat terlaksana dengan baik sekaligus mensukseskan target Golkar sukses dalam pemilihan legislatif dan pilpres 2024.

Terkait itu, Dewan Pembina mengimbau dan mengajak seluruh komponen, kader dan tokoh Golkar bekerja sama menjalin sinergi, menjaga soliditas dan bersatu. Perbedaan pandangan diharapkan diselesaikan bersama untuk mendapatkan solusi terbaik Golkar guna menghindari perpecahan internal.

Sementara, menyinggung pandemi yang masih menjadi persoalan pemerintah pada 2022, Dewan Pembina meminta seluruh kader Golkar, baik di pemerintahan dan legislatif, untuk bersama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, mensukseskan penanganan pandemi. Juga mendorong kegiatan ekonomi masyarakat dan pemulihan perekonomian nasional. Soal ini, Dewan Pembina menegaskan agar Golkar harus secara aktif dan kreatif memberikan kontribusi dalam usaha pemulihan ekonomi nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement