Rabu 29 Dec 2021 21:40 WIB

Tender Siap Dibuka, Pengaspalan Formula E Dimulai Februari

Waktu tiga bulan dinilai terlalu singkat bagi pembangunan sirkuit Formula E.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Indira Rezkisari
Komisi B DPRD DKI Jakarta bersama PT Jakpro melalukan pengecekan lokasi sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, Rabu (29/12).
Foto: Republika/Zainur Mahsir Ramadhan
Komisi B DPRD DKI Jakarta bersama PT Jakpro melalukan pengecekan lokasi sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, Rabu (29/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Managing Director Jakarta EPrix Gunung Kartiko, menargetkan proyek pengaspalan untuk Formula E berjalan selama tiga bulan. Namun demikian, kata dia, efektif pembangunan akan berjalan pada akhir Januari atau awal Februari.

“Terhitung tiga bulan, efektifnya Februari,” kata Gunung saat ditemui Republika di Ancol, Rabu (29/12).

Baca Juga

Dia menambahkan, pihaknya juga telah menjadwalkan pembukaan tender di awal Januari nanti, atau Senin (3/1). Dia mengaku, pada awalnya tender memang harus dijadwalkan pekan ini, tetapi, terpaksa harus menunggu awal pekan depan, atau awal tahun 2022. Dikatakan dia, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) akan mulai menargetkan kontraktor pemenang tender untuk mengerjakan venue valap mobil listrik itu jika surat perintah kerja (SPK) mulai terbit di akhir Januari 2022.

“Jadi efektif pembangunannya Februari, itu selama tiga bulan,” tutur dia.

Dia melanjutkan, sumber dana memang telah disiapkan pihak dia. Ditanya para sponsor yang siap mendanai gelaran balap internasional itu, kata Gunung, sudah beberapa yang siap. “Nanti saja, tapi udah ada beberapa brand. Misal minuman, makanan ada, dan bank juga ada. Tapi kita belum bisa sebut,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta, Pandapotan Sinaga, mengaku tak percaya jika target tiga bulan pembangunan bisa rampung sesuai jadwal. Menurut dia, waktu tiga bulan itu terlalu singkat untuk membangun sirkuit balap kelas internasional.

“Tapi kan kita percaya saja sama yang mengerjakan,” kata Pandapotan.

Saat memantau lokasi pembangunan sirkuit di lokasi, Rabu (29/12), Pandapotan mengaku, lapangan yang sedang dikerjakan terlalu berisiko. Terlebih, ketika lokasi yang dijadikan sirkuit itu di antaranya merupakan penampungan buangan Ancol Timur dan Ancol Barat.

“Dulunya ini rawa, rawa yang diuruk. Mulai setiap kegiatan pengurukan yang dilakukan Pemda DKI, dulu ini namanya pembuangan lumpur Ancol Timur, termasuk JEDI, termasuk MRT juga,” tuturnya.

Menyoal sponsor yang disebutkan Gunung, kata Pandapotan, memang belum ada laporan sama sekali. Meski, dia menegaskan tak ambil pusing mengenai sponsor yang kini diklaim Jakpro dan penyelenggara sudah ada.

“Karena itu kan yang selalu kita tuntut. Itu yang selalu kita tanyakan kepada pihak terkait bagaimana bentuk MOU-nya, rencana pelaksanaannya, kajiannya, itu yang sampai sekarang kita belum tahu,” keluhnya.

Dia menambahkan, masalah pendanaan akan seluruhnya diserahkan kepada penyelenggara. Kendati demikian, lanjut dia, jangan sampai pinjaman Ancol kepada Bank DKI sebelumnya senilai Rp 1,24 triliun, digunakan untuk kepentingan trek sedikitpun.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., Teuku Sahir Syahali, mengatakan, pinjaman itu juga demi investasi yang dilakukan pihak dia. Menyoal sebagian pinjaman dari Rp 1,24 triliun, atau nilai yang dibagi sekitar Rp 334 miliar, memang diakui dia belum dicairkan. Jumlah itu, kata dia, masih dalam bentuk plafon dan akan digunakan jika ada kajian lebih jauh.

“Dana itu akan kita minta ke Bank DKI, jika ada kebutuhan yang secara kajian layak,” ucap Sahir di lokasi yang sama.

Lebih jauh, dia juga memastikan bahwa dana pinjaman dengan total Rp 1,24 triliun itu tidak digunakan untuk ajang Formula E. Menurutnya, biaya Formula E akan ditanggung oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro), alih-alih dari kredit Bank DKI ataupun dana pribadi Ancol.

Dia menuturkan, kredit investasi senilai Rp 334 miliar akan dialokasikan untuk belanja modal Ancol 2022-2024. Jangka waktu yang diterima, kata dia, mencapai sembilan tahun.

Dikatakannya, berdasarkan data rencana pinjaman yang dipaparkan, Ancol dan Bank DKI kini baru merealisasikan kredit investasi untuk refinancing obligasi. Pagu dana yang dialokasikan adalah senilai Rp 516 miliar yang akan jatuh tempo pada Februari tahun depan.

Khusus untuk pinjaman yang ditawarkan Ancol dari Bank DKI, yang direalisasikan dengan kurun waktu 2021-2030, memiliki agunan fixed aset dari wahana Dunia Fantasi (Dufan).

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini, menampik jika penandatanganan penyaluran kredit ke Ancol pada 20 Desember lalu terkait dengan gelaran Formula E. Menurutnya, kredit senilai Rp 1,2 triliun kepada PT Pembangunan Jaya Ancol terdiri dari Kredit Modal Kerja sebesar Rp 389 miliar. “Itu terkait Ancol yang sudah kembali melaksanakan aktivitas bisnisnya seiring dengan relaksasi pembatasan sosial di DKI Jakarta,” kata Herry.

Sisanya, kredit investasi sebesar Rp 516 miliar, kata dia, akan digunakan untuk refinancing PUB II Obligasi Tahap II Ancol, dan Rp 334 miliar lainnya, untuk revitalisasi dan penataan gerbang timur ancol. Dia menambahkan, dana itu juga akan digunakan untuk pembangunan atraksi baru Birdland, renovasi wahana-wahana Dufan, renovasi dan revitalisasi hotel Putri Duyung.

“Serta renovasi atraksi Seaworld. Dengan demikian penyaluran kredit tersebut tidak ada kaitannya dengan Formula E,” jelas dia.  

photo
Formula E Diinterpelasi, Anies Bergeming - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement